Minggu, 28 Maret 2010

Membentengi rumah dari syetan

Ahad, 28 Februari 2010 - 18:17:36, Penulis : Al-Ustadzah Ummu Ishaq Al-Atsariyyah
Kategori : Mengayuh Biduk
Membentengi Rumah dari Setan, bag 2
[Print View] [kirim ke Teman]

Pada lembaran ini di edisi yang lalu kita telah membicarakan lima hal yang dapat dilakukan untuk membentengi rumah dari setan, yaitu:
1. Mengucapkan salam ketika masuk rumah dan banyak berzikir
2. Berzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika makan dan minum
3. Banyak membaca Al-Qur’an dalam rumah
4. Membaca secara khusus surah Al-Baqarah dalam rumah
5. Banyak melakukan shalat sunnah/nafilah dalam rumah.
Berikut ini kelanjutan dari lima hal di atas:

Membersihkan rumah dari suara setan
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam kalam-Nya yang agung:

وَاسْتَفْزِزْ مَنِ اسْتَطَعْتَ مِنْهُمْ بِصَوْتِكَ

“Hasunglah siapa yang engkau sanggupi dari kalangan mereka dengan suaramu.” (Al-Isra: 64)
Mujahid rahimahullahu menerangkan, suara setan adalah laghwi (ucapan sia-sia/main-main) dan nyanyian/lagu. (Tafsir Ath-Thabari, 8/108)
Sebuah hadits dari sahabat yang mulia, Abu Malik Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, mengingatkan kita bahwa nyanyian, musik berikut alatnya bukanlah perkara yang terpuji, namun lebih dekat kepada azab. Abu Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَيَكُونَنَّ مِن أُمَّتِي أَقوَامٌ يَستَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ، وَلَيَنْزِلَنَّ أَقوَامٌ إِلَى جَنْبِ عَلَمٍ، يَرُوحُ عَلَيهِمْ بِسَارِحَةٍ لَهُم، يَأتِيهِم– يَعنِي الفَقِيرَ- لِحَاجَةٍ فَيَقُولُوا: ارْجِعْ إِلَينَا غَدًا. فَيُبَيِّتُهُمُ اللهُ وَيَضَعُ الْعَلَمَ، وَيَمْسَخُ أَخَرِينَ قِرَدَةً وَخَنَازِيرَ إِلَى يَومِ الْقِيَامَةِ
“Benar-benar akan ada sekelompok orang dari umatku yang menghalalkan zina, sutera, khamr, dan alat musik. Ada sekelompok orang yang tinggal di lereng puncak gunung. Setiap sore seorang penggembala membawa (memasukkan) hewan ternak mereka ke kandangnya. Ketika datang kepada mereka seorang fakir untuk suatu kebutuhannya, berkatalah mereka kepada si fakir, ‘Besok sajalah kamu kemari!’ Maka di malam harinya, Allah Subhanahu wa Ta’ala azab mereka dengan ditimpakannya gunung tersebut kepada mereka atau diguncang dengan sekuat-kuatnya. Sementara yang selamat dari mereka, Allah Subhanahu wa Ta’ala ubah menjadi kera-kera dan babi-babi hingga hari kiamat.” (HR. Al-Bukhari no. 5590)
Musik dan lagu merupakan perkara yang jelas keharamannya1. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan:

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ

“Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa ilmu dan menjadikan jalan Allah sebagai olok-olokan. Mereka itu akan beroleh azab yang menghinakan.” (Luqman: 6)
Menurut sahabat Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma dan Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu ‘anhu, juga pendapat Ikrimah, Mujahid, dan Al-Hasan Al-Bashri –semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmati mereka– ayat ini turun berkenaan dengan musik dan nyanyian. (lihat Tahrim Alatith Tharbi, karya Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu, hal. 142-144)
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu sampai mengatakan, “Musik/nyanyian akan menumbuhsuburkan kemunafikan di dalam qalbu.” (Diriwayatkan Ibnu Abid Dunya dalam Dzammul Malahi dan Al-Baihaqi, dishahihkan Al-Imam Al-Albani dalam At-Tahrim hal. 10)
Al-Imam Malik rahimahullahu ketika ditanya tentang sebagian penduduk Madinah yang membolehkan nyanyian, beliau menjawab, “Sungguh menurut kami, orang-orang yang melakukannya adalah orang fasik.” (Diriwayatkan Abu Bakr Al-Khallal rahimahullahu dalam Al-Amru bil Ma’ruf dan Ibnul Jauzi rahimahullahu dalam Talbis Iblis hal. 244 dengan sanad yang shahih)
Al-Imam Ath-Thabari rahimahullahu berkata, “Telah sepakat ulama di berbagai negeri tentang dibenci dan terlarangnya nyanyian.” (Tafsir Al-Qurthubi, 14/56)
Dari penjelasan di atas, jelaslah bagi kita haramnya nyanyian sebagai suara setan. Maka bila dalam sebuah rumah selalu disenandungkan lagu-lagu dan diputar musik, niscaya setan akan menempati rumah tersebut. Setan ini tentunya tidak sendiri. Ia akan memanggil bala tentaranya dari segala penjuru, lalu mereka menebarkan kerusakan dalam rumah tersebut serta membuat perselisihan serta perpecahan, kemarahan, dan kebencian di antara anggota-anggotanya. Karenanya, janganlah kita menjadikan rumah kita sebagai sarang setan, tempat mereka beranak-pinak.

Membuang lonceng dari rumah
Bila sekiranya di rumah kita ada lonceng-lonceng yang digantung serupa dengan naqus/lonceng gereja dalam hal suara ataupun model/bentuknya, walaupun tujuan kita hanya sebagai hiasan, maka singkirkanlah. Karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits yang disampaikan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:
الْجَرَسُ مَزَامِيرُ الشَّيطَانِ
“Lonceng itu adalah seruling setan.” (HR. Muslim no. 5514)
Masih dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia memberitakan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
لاَ تَصْحَبُ الْمَلاَئِكَةُ رُفْقَةً فِيهَا كَلْبٌ وَلاَ جَرَسٌ
“Para malaikat tidak akan menyertai perkumpulan/rombongan yang di dalamnya ada anjing atau lonceng (yang biasa dikalungkan di leher hewan, pen.).” (HR. Muslim no. 5512)
Para malaikat adalah tentara Ar-Rahman. Mereka selalu berada dalam permusuhan dengan tentara setan. Maka, bila di suatu tempat tidak ada tentara Ar-Rahman, siapa gerangan yang menguasai tempat tersebut? Tentu para tentara setan.
Apa sebabnya para malaikat menjauhi lonceng? Ada yang mengatakan karena jaras/lonceng menyerupai naqus yang biasa dibunyikan di gereja. Ada pula yang berpandangan karena lonceng termasuk gantungan yang terlarang bila dipasang di leher. Ada juga yang berpendapat karena suara yang ditimbulkannya. Pendapat yang akhir ini diperkuat dengan riwayat:
الْجَرَسُ مَزَامِيرُ الشَّيطَانِ
“Lonceng itu adalah seruling setan.” (Al-Ikmal 6/641, Al-Minhaj 13/321)
Yang umum kita lihat, lonceng-lonceng itu digantungkan di leher hewan peliharaan. Dari lonceng tersebut keluarlah suara berirama bila hewan yang memakainya berjalan atau menggerak-gerakkan lehernya. Tentunya menggantung lonceng seperti ini dibenci dengan dalil hadits di atas.

Faedah
Fadhilatusy Syaikh Muhammad ibnu Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu menyatakan, dering yang terdengar dari jam sebagai pengingat waktu dan yang semisalnya, tidaklah masuk dalam pelarangan, karena lonceng itu tidak digantungkan di leher hewan peliharaan dan suaranya keluar hanya di waktu-waktu tertentu sebagai pengingat. Demikian pula bel rumah yang biasa dipasang di pintu rumah, tidak masuk dalam larangan. (Syarhu Riyadhish Shalihin, 4/338)
Ada faedah penting yang juga disampaikan oleh Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahu dalam kitab yang sama, kita bawakan di sini sebagai tambahan ilmu. Asy-Syaikh rahimahullahu mengingatkan tentang adanya sebagian telepon, ketika tersambung dengan nomor yang dituju namun masih menanti orang yang dituju karena sedang tidak ada di tempat (masih dipanggilkan misalnya, pen.) didapatkan adanya pesan: “Tunggulah beberapa saat, dengarkanlah terlebih dahulu musik ini!” Hal ini jelas haram karena musik hukumnya haram. Akan tetapi bila seseorang tidak mampu menghubungi orang yang diinginkan kecuali sebelumnya terdengar sambungan suara musik maka dosanya ditanggung oleh orang yang menginginkan musik tadi sebagai nada tunggu untuk nomor teleponnya. Hanya saja, kalau bisa disampaikan nasihat kepada yang bersangkutan maka disampaikan hingga musik tidak lagi menjadi nada tunggu, sekadar pesan, “Tunggulah beberapa saat!” Setelah itu diam, tidak ada suara lain, sampai akhirnya orang yang dituju berbicara.
Ada sebagian orang menjadikan bacaan Al-Qur’an sebagai nada tunggu atau nada sambung, di mana saat terhubung dengan nomor yang dituju terdengar lantunan beberapa ayat Al-Qur’an. Ketahuilah, perbuatan seperti ini justru merendahkan nilai Kalamullah, walaupun yang melakukannya tidak bermaksud demikian. Al-Qur’an turun kepada kita untuk sesuatu yang lebih mulia dan lebih agung daripada hal tersebut. Al-Qur’an turun untuk memperbaiki qalbu dan amalan-amalan. Al-Qur’an tidak turun untuk dijadikan nada tunggu pada telepon dan selainnya. Selain itu, terkadang yang menghubungi kita bukanlah orang yang mengagungkan Al-Qur’an, tidak perhatian terhadapnya dan terasa berat baginya mendengar sesuatu dari Kitabullah. Terkadang juga yang menghubungi kita seorang Nasrani, seorang kafir, atau seorang Yahudi. Ia dengar Al-Qur’an tersebut lalu ia menyangka itu adalah nyanyian, karena ia tidak kenal dengan Al-Qur’an, apalagi bila ia bukan orang Arab yang mengerti bahasa Arab. Dengan begitu tidaklah diragukan, perbuatan demikian justru merendahkan Al-Qur’an. Karenanya, kepada orang yang menjadikan Al-Qur’an sebagai nada tunggu dinasihatkan: bertakwalah engkau kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala! Kalamullah itu lebih mulia untuk dijadikan sebagai nada tunggu!
Adapun kata-kata hikmah yang ada riwayatnya atau hadits yang ada riwayatnya dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah terlarang dipakai sebagai nada tunggu, seperti hadits:
دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لَا يَرِيبُكَ
“Tinggalkan apa yang meragukanmu menuju kepada apa yang tidak meragukanmu.”2
مَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدِ اسْتَبرَأَ لِدِيْنِهِ وَعِرضِهِ
“Siapa yang berhati-hati dari perkara syubhat maka sungguh ia telah menjaga agama dan kehormatannya.”3 Wallahu ta’ala a’lam. (Syarhu Riyadhish Shalihin, 4/338-339)

Tidak menempatkan gambar dan patung di dalam rumah
Gambar dan patung yang dimaksudkan di sini adalah yang berupa/berbentuk makhluk bernyawa (hewan dan manusia)4. Gambar dan patung seperti ini harus disingkirkan dari rumah, terkecuali boneka untuk mainan anak perempuan, demikian kata Al-Qadhi rahimahullahu. (Al-Minhaj, 14/308)
Namun boneka ini tidak boleh dalam bentuk yang detail, sebagaimana jawaban Fadhilatusy Syaikh Muhammad ibnu Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu ketika ditanya tentang masalah ini. (lihat Majmu’ Fatawa wa Rasail Fadhilatusy Syaikh, no. 329, 2/227-278)5
Makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala yang mulia, para malaikat, tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya ada gambar dan patung. Sementara seperti yang telah kita katakan, bila para malaikat keluar dari rumah, niscaya yang bersarang di dalam rumah tersebut adalah para setan karena rumah itu adalah rumah yang buruk.
Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah membeli namruqah6 yang bergambar (makhluk hidup). Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat namruqah tersebut beliau hanya berdiri di depan pintu, enggan untuk masuk ke dalam rumah. Aisyah radhiyallahu ‘anha pun mengetahui ketidaksukaan tampak pada wajah beliau. Aisyah radhiyallahu ‘anha berucap:
أَتُوبُ إِلَى اللهِ، مَاذَا أَذنَبْتُ؟ قَالَ: مَا هَذِهِ النَّمْرُقَةُ؟ قُلتُ: لِتَجْلِسَ عَلَيْهَا وَتَوَسَدَّهَا. قَالَ: إِنَّ أَصْحَابَ هَذِهِ الصُّوَرِ يُعَذَّبُونَ يَومَ الْقِيَامَةِ، يُقَالُ لَهُمْ: أَحْيُوا مَا خَلَقتُمْ؛ وَإِنَّ الْمَلاَئِكِةَ لاَ تَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ الصُّوَرةُ
“Aku bertaubat kepada Allah, apa gerangan dosa yang kuperbuat?” Rasulullah menjawab, “Untuk apa namruqah ini?” “Aku membelinya agar engkau bisa duduk di atasnya serta menjadikannya sebagai sandaran,” jawab Aisyah. Rasulullah kemudian memberikan penjelasan, “Sungguh pembuat gambar-gambar ini akan diazab pada hari kiamat dan dikatakan kepada mereka, ’Hidupkanlah apa yang telah kalian ciptakan’ dan sesungguhnya rumah yang di dalamnya ada gambar-gambar (bernyawa) tidak akan dimasuki para malaikat.” (HR. Al-Bukhari no. 5957 dan Muslim no. 5499)
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
لاَ تَدْخُلُ الْمَلاَئِكَةُ بَيْتًا فِيهِ تَمَاثِيلُ أَوْ تَصَاوِيرُ
“Para malaikat tidak akan masuk ke sebuah rumah yang di dalamnya ada patung-patung atau gambar-gambar.” (HR. Muslim no. 5511)

Tidak memelihara anjing atau membiarkan anjing masuk ke dalam rumah
Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu menyampaikan sabda Rasul yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
لاَ تَدْخُلُ الْمَلاَئِكَةُ بَيْتًا فِيهِ كَلْبٌ وَلاَ صُورَةٌ
“Para malaikat tidak akan masuk ke sebuah rumah yang di dalamnya ada anjing dan gambar.” (HR. Al-Bukhari no. 3225 dan Muslim no. 5481)
Aisyah radhiyallahu ‘anha mengisahkan:
وَاعَدَ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم جِبرِيلُ فِي سَاعَةٍ يَأتِيهَا فِيهَا، فَجَاءَتْ تِلْكَ السَّاعَةُ وَلَمْ يَأتِهِ، وَفِي يَدِهِ عَصًا فَأَلقَاهَا مِنْ يَدِهِ وَقَالَ: مَا يُخلِفُ اللهُ وَعْدَهُ وَلاَ رُسُلُهُ. ثُمَّ الْتَفَتَ فَإِذَا جِرْوُ كَلْبٍ تَحْتَ سَرِيرٍ، فَقَالَ: يَا عَائِشَةُ، مَتَى دَخَلَ هَذَا الْكَلْبُ هَهُنَا؟ فَقَالَتْ: مَا دَرَيتُ. فَأَمَرَ بِهِ فَأُخرِجَ فَجَاءَ جِبْرِيلُ، فَقالَ رَسُولُ اللهِ :nوَاعَدْتَنِي فَجَلَسْتُ لَكَ فَلَمْ تَأتِ. فَقَالَ: مَنَعَنِي الْكَلْبُ الَّذِي كَانَ فِي بَيْتِكَ، إِناَّ لاَ نَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ كَلْبٌ وَلاَ صُورَةٌ
Jibril berjanji kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mendatangi beliau di suatu waktu. Maka tibalah waktu tersebut namun ternyata Jibril tak kunjung datang menemui beliau. Ketika itu di tangan beliau ada sebuah tongkat, beliau melemparkan tongkat tersebut dari tangan beliau seraya berkata, “Allah dan para utusannya tidak akan menyelisihi janjinya.” Beliau lalu menoleh dan ternyata di bawah tempat tidur ada seekor anjing kecil. Beliau berkata, “Ya Aisyah, kapan anjing itu masuk ke sini?” “Saya tidak tahu,” jawab Aisyah. Beliau lalu menyuruh anjing itu dikeluarkan. Setelah itu datang Jibril. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Engkau berjanji kepadaku untuk datang di waktu tadi, aku pun duduk menantimu namun ternyata engkau tidak kunjung datang.” Jibril memberi alasan, “Anjing yang tadi berada dalam rumahmu mencegahku untuk masuk karena sungguh kami tidak akan masuk ke sebuah rumah yang di dalamnya ada anjing dan tidak pula masuk ke rumah yang ada gambar.” (HR. Muslim no. 5478)
Dengan demikian, haram bagi seorang muslim memelihara anjing7 tanpa ada kebutuhan, terkecuali anjing untuk berburu, anjing penjaga kebun, atau penjaga hewan ternak/peliharaan, sebagaimana pengecualian yang disebutkan dalam hadits Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma yang akan datang penyebutannya.
Apakah boleh memelihara anjing untuk menjaga rumah? Dalam hal ini ada perselisihan pendapat. Satu pendapat mengatakan tidak boleh sesuai zhahir hadits yang ada. Namun pendapat yang paling shahih menurut Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu adalah boleh dikarenakan ada kebutuhan, wallahu a’lam. (Al-Minhaj, 10/480)
Barangsiapa memelihara anjing tanpa kebutuhan maka ia terkena ancaman hadits Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma berikut ini. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنِ اقْتَنَى كَلْبًا إِلاَّ كَلْبَ مَاشِيَةٍ أَوْ ضَارٍ نَقَصَ مِنْ عَمَلِهِ كُلَّ يَوْمٍ قِيرَطاَنِ
“Siapa yang memelihara anjing kecuali anjing penjaga ternak atau anjing berburu berkurang dua qirath pahala amalannya setiap hari.” (HR. Al-Bukhari no. 5482 dan Muslim no. 3999)
Fadhilatusy Syaikh Muhammad ibnu Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu menyatakan, anjing itu memiliki beragam warna, namun khusus anjing berwarna hitam dinyatakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai setan ketika dipertanyakan kepada beliau, “Apa bedanya anjing merah atau anjing putih dengan anjing hitam?” Beliau menjawab:
الْكَلْبُ الْأَسْوَدُ شَيطَانٌ
“Anjing hitam adalah setan.”
Anjing hitam ini bila lewat di hadapan orang yang sedang shalat akan memutus shalat orang tersebut sehingga ia harus mengulangi shalatnya dari awal. Demikian pula bila anjing ini lewat di antara orang yang shalat dan sutrahnya.
Mayoritas ulama berpendapat, anjing hitam tidak boleh dijadikan anjing pemburu karena anjing ini setan, walaupun ia telah diajari dan ketika dilepas untuk berburu pemiliknya telah mengucapkan basmalah. Sebagaimana orang kafir dari kalangan bani Adam yang tidak halal bagi kita memakan hewan buruannya, terkecuali bila ia seorang Yahudi atau Nasrani, demikian pula setan berupa anjing tidak sah buruannya.
Adapun anjing selain warna hitam tidaklah membatalkan shalat dan boleh dijadikan hewan pemburu sesuai syarat-syarat yang diterangkan para ulama.
Sementara memelihara anjing tanpa kebutuhan hukumnya haram termasuk dosa besar. Sebagai hukumannya, orang yang memelihara anjing itu dikurangi pahala amalannya setiap hari sebesar dua qirath. Satu qirath sendiri kata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah semisal gunung Uhud. Dikecualikan dari pengharaman ini adalah bila anjing itu dipelihara untuk dijadikan hewan pemburu atau penjaga ladang agar tidak dirusak oleh hewan-hewan ternak, atau anjing itu dipelihara sebagai penjaga ternak, baik berupa unta, kambing, ataupun sapi. Sehingga ternak-ternak ini terjaga dari serigala ataupun dari pencuri. Anjing bisa pula dimanfaatkan untuk menjaga harta, misalnya seseorang memiliki harta di satu tempat dan tidak ada penjaga keamanan (seperti satpam) di tempat tersebut, lalu ia memanfaatkan anjing sebagai penjaga hartanya. Hal ini dibolehkan. Adapun selain kepentingan yang telah disebutkan maka hukumnya haram.
Termasuk hikmah Allah Subhanahu wa Ta’ala, Dia jadikan yang buruk itu untuk yang buruk dan yang jelek untuk yang jelek. Orang-orang kafir dari kalangan Yahudi, Nasrani, dan atheis di negeri timur ataupun barat, biasa memelihara anjing yang mereka rawat sedemikian rupa dengan penuh kasih sayang. Demikianlah Allah Subhanahu wa Ta’ala jadikan orang-orang yang buruk dan jelek tersebut menyayangi hewan yang buruk… (Syarhu Riyadhish Shalihin, 4/334-336)
Hendaklah peringatan yang seperti ini menjadi perhatian kita. Karena ada di antara keluarga muslim, yang mungkin mereka jahil (tidak tahu) atau bersikap masa bodoh atau sok meniru orang Barat, memelihara anjing di rumah mereka sebagai hewan kesayangan keluarga. Anjing tadi bebas keluar masuk ke rumah tuannya. Bahkan masuk ke kamar dan ikut tidur di tempat tidur tuannya. Anjing itu pun biasa menjilati bejana/wadah makan dan minum mereka, sementara pemiliknya tiada perhatian akan hal ini. Padahal bejana/wadah tadi ternajisi karenanya dengan najis yang berat sehingga pembasuhannya harus sampai tujuh kali, salah satunya dengan tanah, sebagaimana datang pengajarannya dari As-Sunnah yang shahihah8.
Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab. (insya Allah bersambung)

1 Lihat pembahasan lebih detail tentang musik dan lagu dalam rubrik Kajian Utama Majalah Asy-Syariah edisi 40.
2 Hadits shahih riwayat At-Tirmidzi dan An-Nasa’i, dishahihkan dalam Al-Irwa’.
3 HR. Al-Bukhari dan Muslim.
4 Pembahasan tentang hukum gambar bernyawa pernah dimuat secara bersambung dalam majalah Asy-Syariah edisi 21, 22, dan 23.
5 Lihat kembali fatwa tentang boneka yang pernah dimuat dalam majalah Asy-Syariah edisi 23, pada rubrik Fatawa Al-Mar’ah Al-Muslimah.
6 Namruqah adalah bantal-bantal yang dijejer berdekatan satu dengan lainnya, atau bantal yang digunakan untuk duduk. (Fathul Bari, 10/478)
7 Pernah datang larangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk membunuh semua anjing kecuali anjing berburu atau anjing penjaga kambing/ternak. Namun kemudian larangan tadi mansukh (dihapus), sehingga semua anjing tidak boleh dibunuh, kecuali anjing yang berwarna murni hitam dan punya dua titik putih di atas kedua matanya. Sebagaimana hal disebutkan antara lain dalam hadits berikut ini:
Jabir ibnu Abdillah radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kami membunuh anjing-anjing, sampai ada seorang wanita datang dari dusun membawa anjingnya kami pun membunuh anjingnya. Kemudian setelahnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang membunuh anjing… " (HR. Muslim no. 3996)
8 Yaitu hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
طُهُورُ إِنَاءِ أَحَدِكُمْ إِذَا وَلَغَ فِيهِ الْكَلْبُ أَن يَغْسِلَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ أُوْلاَهُنَّ بِالتُّرَابٌِ
"Sucinya bejana salah seorang kalian bila dijilati (bagian dalamnya) oleh anjing adalah dengan mencucinya sebanyak tujuh kali, cucian pertamanya dengan tanah." (HR. Muslim)
Dalam satu lafadz ada tambahan:
فَلْيُرِقْهُ
"Tuanglah airnya ke tanah."
Maksudnya sebelum bejana tadi dicuci, hendaknya air yang ada di dalamnya dituang/dibuang.

Selasa, 23 Maret 2010

Manusia dan Cita-cita

Manusia dan Cita-Cita

Ketika masih kecil, kita semua memiliki cita-cita. Ada yang ingin jadi insinyur, dokter, guru, tentara dan berbagai cita-cita lainnya. Di masa kanak-kanak tema tentang cita-cita ini sangat sering ditanamkan baik oleh guru, orangtua ataupun sesama teman.

Saya pribadi saat itu bercita-cita menjadi seorang insinyur, atau lebih spesifik menjadi arsitek. Alasannya adalah saya menyukai desain bangunan dan perancangannya. Ketika kelas 3 SD saya pernah membuat 2 buah maket detail. Maket pertama adalah sebuah rumah bertingkat lengkap yang dibuat dari karton tebal dan dicat. Rumah tersebut dilengkapi dengan pagar model geser, pintu ukir jepara, serta kaca nako yang banyak. Kurang lebih saya mengerjakan maket tersebut selama sebulan penuh di waktu liburan panjang dan masih berlanjut ketika liburan telah usai. Maket kedua relatif lebih sederhana dan mencontoh rumah bergaya Eropa jaman dulu. Sayang keduanya sudah hilang entah ke mana. Jika harus mengulang kembali membuat maket yang sama, sepertinya belum tentu saya bisa.

Kembali ke cita-cita, ternyata apa yang saya bayangkan secara perlahan bergeser. Ketika memasuki SMP dan SMU, saya memiliki ketertarikan yang besar dengan dunia komputer. Waktu itu kebanyakan komputer masih pakai DOS dan beberapa ada yang pakai Windows 3.1. Hampir setiap hari saya menghabiskan waktu beberapa jam untuk mengotak atik komputer dan bercita-cita menjadi seorang programmer. Bayangan saat itu ingin menjadi Bill Gates-nya Indonesia.

Ketika akan kuliah terus terang saya bingung mau pilih ke mana. Saya sempat berkonsultasi ke Psikolog yang kemudian menyarankan memilih studi di bidang Ekonomi. Dan inilah saya sekarang seorang lulusan Fakultas Ekonomi dengan bidang Marketing yang sekarang berprofesi di bidang Sumber Daya Manusia.
Bolehkah Seseorang Bercita-cita?

Apakah ada yang salah dengan cita-cita tersebut? Sebenarnya tidak. Namun ada satu hal yang penting bahwa seringkali seseorang bercita-cita menjadi orang lain. Kita takjub karena kesuksesan seseorang dan ingin seperti dia. Ingin hebat bermain bola seperti Ronaldo, jagoan basket seperti Kobe Bryant atau Shaquille O’Neal, ingin jadi pengusaha sukses seperti Bob Sadino atau menjadi pemimpin seperti Bung Karno. Karena obsesi tersebut, kita berusaha mencetak diri kita seperti orang lain, yang sadar atau tidak sebenarnya bisa jadi melenceng dari diri kita yang sebenarnya.
Menjadi Diri Sendiri

Lantas bagaimanakah seharusnya seseorang bercita-cita? Jawaban sederhana menurut saya adalah menjadi diri sendiri, be your self!

Ada sebuah hadis yang sangat luar biasa berbunyi:

“Man ‘arafa nafsahu faqad ‘arafa rabbahu”

“Barangsiapa mengenal (arif) terhadap jiwa/diri (nafs)-nya, maka sesungguhnya dia akan mengenal (arif) pula terhadap Tuhan-nya, Pemelihara-nya (Rabb).”

Hadis ini sangat populer di kalangan para sufi dan pengamal Tasawuf meskipun oleh sebagian kalangan dianggap hadis yang lemah.

Menilik bunyi hadis di atas mengisyaratkan banyak orang tidak mengenal dirinya sendiri. Karena itu orang tersebut sebenarnya juga tidak mengenal Tuhan-nya. Padahal setiap diri manusia adalah unik dan memiliki tugas yang unik pula. Setiap jiwa dimudahkan untuk apa dia diciptakan dan seharusnya ke arah tersebutlah seseorang meluruskan cita-citanya.

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”.

(Al-Qur’an Surat Al-A’raf 7:172)

Manusia pernah bersaksi di hadapan Tuhan-nya tentang tugasnya sebelum dilahirkan dan diturunkan ke bumi. Tugas dan jati diri itulah yang harus ditemukan kembali untuk kemudian dipertanggungjawabkan kepada Sang Pemberi Mandat.
Langkah Mengenali Diri

Lantas bagaimana caranya menjadi diri sendiri? Bukankah proses tersebut sangat sulit?

Benar bahwa setiap orang bertanggung jawab dalam proses tersebut jika memang ingin hidupnya bernilai. Proses tersebut membutuhkan kesungguhan dan ketekunan yang luar biasa sampai Allah berkenan menjelaskan siapa diri kita yang sesungguhnya.

Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah dengan membaca kembali kitab kehidupan kita di masa lalu. Siapa orangtua kita, apa yang menjadi minat kita, pendidikan seperti apa yang pernah kita jalani, orang seperti apa yang pernah kita jumpai dalam hidup. Tidak ada yang kebetulan dalam kehidupan seseorang. Apa yang pernah terjadi dan kita alami merupakan sebuah isyarat penting dalam proses mengenali diri kita di masa depan.

Kenali pula tentang diri kita sejauh yang bisa dipahami. Mengapa kita suka mengeluh untuk hal-hal tertentu, mudah marah dan tersinggung, sulit untuk bersyukur, sulit untuk bisa menerima keadaan yang dihadirkan dalam kehidupan kita.

Langkah kedua adalah keterampilan membaca kehidupan. Apa yang terjadi pada diri, naik turunnya proses kedekatan kepada Tuhan. Ujian dan tantangan yang berbeda-beda yang dialami seseorang. Semua hal tersebut jika dibaca dengan baik akan membantu seseorang untuk melihat arah hidupnya, menemukan potensi diri sejatinya, bukan sekadar cita-cita yang tidak berdasar. Sebagai panduan, Allah telah menurunkan kitab-Nya yang merupakan panduan berjalan setiap insan. Baca dan pelajarilah semoga cahayanya akan menerangi kehidupan kita.

Terakhir tentunya bersikap istiqomah, teguh pendirian, ajeg dalam menjalani suka duka kehidupan dan senantiasa belajar darinya. Alangkah berbahagianya jika dalam perjalanan tersebut seseorang menemukan guru sejati yang dapat memandu dan menjelaskan rambu-rambu yang ada dalam perjalanan tersebut.

Saya bukanlah ahli di bidang tersebut dan hanya seseorang yang sedang belajar menjalaninya. Langkah di atas hanyalah pengantar singkat untuk mengajak kita berpikir dan bertindak lebih jauh. Jika Anda ingin bersungguh-sungguh, belajarlah dari orang-orang yang dapat dipercaya. Betapa banyak kitab warisan orang-orang yang telah terbimbing yang dapat kita pelajari dan amalkan. Orang yang bersungguh-sungguh dan ikhlas dalam perjalanannya mustahil tersesat.
Penutup

Karenanya, jadilah diri sendiri, bukan menjadi orang lain. Allah telah memberikan potensi tinggi kepada setiap orang yang bekerja sesuai dengan kodrat dirinya. Jika hal tersebut ditemukan, setiap orang akan menjadi yang terbaik di bidangnya. Dia akan menjadi sang bintang yang bersinar atau menjadi sang pohon yang senantiasa berbuah dan memberikan kebaikan.

Jadi tunggu apa lagi? Segeralah berkemas dan bersiap-siap. Mulailah berjalan dan mengambil perbekalan yang diperlukan. Siapa yang tahu kapan kita akan mati? Setidaknya jika umur kita pendek, semoga kita termasuk orang yang sedang dalam perjalanan menuju-Nya, mengenali diri kita untuk mengenali Sang Rabb.

Jangan hiraukan orang-orang di sekeliling Anda yang menertawakan atau heran. Sesungguhnya siapakah yang lebih patut ditertawakan, orang yang sedang bersungguh-sungguh menjadi dirinya sendiri, atau orang yang sebenarnya bodoh dan segera merasa puas dengan kehidupan yang dijalaninya saat ini?

Mohon maaf jika ada kekeliruan dalam tulisan ini. Semoga bermanfaat bagi diri saya dan pembaca sekalian. Jika Anda berminat belajar lebih jauh topik ini, silakan berkunjung ke blog sahabat saya Herry Mardian di http://suluk.blogsome.com

Dan Allah Lebih Mengetahui.

Menjadi Diri Sendiri

Menjadi Diri Sendiri
Penulis : Andrie Wongso
Rating Artikel :
Rabu, 10-Oktober-2007

Alkisah, di puncak sebuah mercusuar, tampak lampu mercusuar yang gagah dengan sinarnya menerangi kegelapan malam. Lampu itu menjadi tumpuan perahu para nelayan mencari arah dan petunjuk menuju pulang.

Dari kejauhan, pada sebuah jendela kecil di rumah penjaga mercusuar, sebuah lampu minyak setiap malam melihat dengan perasaan iri ke arah mercusuar. Dia mengeluhkan kondisinya, “Aku hanyalah sebuah lampu minyak yang berada di dalam rumah yang kecil, gelap dan pengap. Sungguh menyedihkan, memalukan, dan tidak terhormat. Sedangkan lampu mercusuar di atas sana, tampak begitu hebat, terang dan perkasa. Ah….Seandainya aku berada di dekat mercusuar itu, pasti hidupku akan lebih berarti, karena akan banyak orang yang melihat kepadaku dan aku pun bisa membantu kapal para nelayan menemukan arah untuk membawanya pulang ke rumah mereka dan keluarganya.”

Suatu ketika, di suatu malam yang pekat, petugas mercusuar membawa lampu minyak untuk menerangi jalan menuju mercusuar. Setibanya di sana, penjaga itu meletakkan lampu minyak di dekat mercusuar dan meninggalkannya di samping lampu mercusuar. Si lampu minyak senang sekali. Impiannya menjadi kenyataan. Akhirnya ia bisa bersanding dengan mercusuar yang gagah. Tetapi, kegembiraannya hanya sesaat. Karena perbandingan cahaya yang tidak seimbang, maka tidak seorang pun yang melihat atau memperhatikan lampu minyak. Bahkan, dari kejauhan si lampu minyak hampir tidak tampak sama sekali karena begitu lemah dan kecil.

Saat itu, lampu itu menyadari satu hal. Ia tahu bahwa untuk menjadikan dirinya berarti, dia harus berada di tempat yang tepat, yakni di dalam sebuah kamar. Entah seberapa kotor, kecil dan pengapnya kamar itu, tetapi di sanalah lebih bermanfaab. Sebab, meski nyalanya tak sebesar mercusuar, lampu kecil itu juga bisa memancarkan sinarnya menerangi kegelapan untuk orang lain. Lampu kini tahu, sifat iri hati karena selalu membandingkan diri dengan yang lain, justru membuat dirinya tidak bahagia dan memiliki arti.


Pembaca yang budiman,
Hidup kita tentu akan menderita jika merasa diri sendiri selalu lebih rendah dan kecil. Maka, tidak akan tenang hidup jika kita selalu membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain dan menganggap orang lain lebih hebat. Apalagi, jika kita kemudian secara membuta mencoba menjadi orang lain.
Meniru orang memang sah dan boleh saja. Namun, belajarlah dari orang lain dari sisi yang baik saja, tentu dengan tanpa mengecilkan dan meremehkan diri sendiri.
Karena itu, apapun keadaan diri, kita harus senantiasa belajar bersyukur dan tetap bangga menjadi diri sendiri. Selain itu, kita juga butuh melatih danmemelihara keyakinan serta kepercayaaan diri. Dengan menyadari kekuatan dan kelebihan yang kita miliki, dan mau berjuang selangkah demi selangkah menuju sasaran hidup yang telah kita tentukan, ditambah bekal kekayaan mental yang kita miliki, pastilah kemajuan dan kesuksesan yang lebih baik akan kita peroleh.

Jadilah diri sendiri! Be your self!
Salam sukses luar biasa!!!

Selasa, 16 Maret 2010

Kebiasaan Buruk Merusak Otak

10 Kebiasaan Buruk yang Merusak Otak


Sayangi otak Anda, dan ada baiknya kalau Anda kembali menelaah kebiasaan-kebiasaan kecil yang Anda anggap remeh namun berdampak negatif pada otak Anda.

1. Tidak Mau Sarapan
Banyak orang yang menyepelekan sarapan. Padahal tidak mengkonsumsi apapun di pagi hari menyebabkan turunnya kadar gula dalam darah. Hal ini berakibat pada kurangnya masukan nutrisi pada otak yang akhirnya berakhir pada kemunduran otak. Sarapan yang terbaik di pagi hari bukanlah makanan berat seperti nasi goreng spesial, tetapi cukup air putih dan segelas jus buah segar. Ringkas dan berguna untuk tubuh!

2. Kebanyakan Makan.
Terlalu banyak makan mengeraskan pembuluh otak yang biasanya menuntun orang pada menurunnya kekuatan mental. Jadi makanlah dalam porsi yang normal. Biasakan menahan diri dengan cara berhenti makan sebelum Anda kekenyangan.

3. Merokok
Jika rokok memiliki segudang efek buruk, semua orang pasti sudah tahu. Dan ada satu lagi efek buruk rokok yang terungkap di sini. Merokok ternyata berakibat sangat mengerikan pada otak! Bayangkan, otak manusia lama kelamaan bisa menyusut dan akhirnya kehilangan fungsi-fungsinya karena rajin menghisap benda berasap itu. Tak ayal di waktu tua bahkan pada saat masih muda sekalipun, kita rawan alzheimer (alzheimer adalah penyakit pikun).

4. Terlalu Banyak Mengkonsumsi Gula
Terlalu banyak asupan gula akan menghalangi penyerapan protein dan gizi sehingga tubuh kekurangan nutrisi dan perkembangan otak terganggu. Karena itu, kurangi konsumsi makanan manis favorit Anda.

5. Polusi Udara
Otak adalah bagian tubuh yang paling banyak menyerap udara. Terlalu lama berada di lingkungan dengan udara berpolusi membuat kerja otak tidak efisien.

6. Kurang Tidur
Tidur memberikan kesempatan otak untuk beristirahat. Sering melalaikan tidur membuat sel-sel otak menjadi mati kelelahan. Tapi jangan juga kebanyakan tidur karena bisa membuat Anda menjadi pemalas yang lamban. Sebaiknya tidur 6-8 jam sehari agar sehat dan bugar.

7. Menutup Kepala Ketika Sedang Tidur
Tidur dengan kepala yang ditutupi merupakan kebiasaan buruk yang sangat berbahaya karena karbondioksida yang diproduksi selama tidur terkonsentrasi sehingga otak tercemar. Jangan heran kalau lama kelamaan otak menjadi rusak.

8. Berpikir Terlalu Keras Ketika Sedang Saki t
Bekerja keras atau belajar ketika kondisi tubuh sedang tidak fit juga memperparah ketidakefektifan otak. Sudah tahu sedang tidak sehat, sebaiknya istirahat total dan jangan forsir otak Anda.

9. Kurangnya Stimulasi Otak
Berpikir adalah cara terbaik untuk melatih kerja otak. Kurang berpikir akan membuat otak menyusut dan akhirnya tidak berfungsi maksimal. Rajin membaca, mendengar musik dan bermain (catur, scrabble, dll) membuat otak Anda terbiasa berpikir aktif dan kreatif.

10. Jarang Bicara
Percakapan intelektual biasanya membawa efek bagus pada kerja otak. Jadi jangan terlalu bangga menjadi pendiam. Obrolan yang bermutu sangat baik untuk kesehatan Anda.

Cara Otak Berfikir Cepat

9 Cara Membuat Otak Anda Berfikir Cepat
Author Author : Sarimin

Otak manusia pada dasarnya adalah sebuah komputer biologis yg butuh nutrisi, oksigen, banyak latihan :). Ada beberapa cara untuk melatih kerja otak Anda namun yang pasti tidak merubah cara berpikir Anda seperti layaknya Einstein, namun hal ini juga bukan alasan untuk tidak membuat otak Anda menjadi lebih baik.



Gunakan dosis EPA secukupnya
EPA adalah minyak ikan yang merupakan nutrisi bagi otak, Anda semua tentunya sudah mengetahuinya. Banyak peneliti mengatakan bahwa minyak ikan dapat peningkatan aktivitas pada otak kita, memperlancar peredaran darah, meningkatkan memori dan konsentrasi sehingga kerja otak Anda semakin maksimal.

Hubungan Seks secara teratur
Hubungan seks secara teratur dapat melepaskan senyawa kimia yang dapat meningkatkan kinerja otak, menurut sumber dari buku yang berjudul “Teach yourself. Training your brain” yang ditulis oleh seorang Dosen Senior sekaligus ahli Biologi. Seks merupakan bentuk sempurna untuk menyokong kinerja Otak, dan juga dapat meningkatkan peredaran darah ke otak sehinggga dapat mengurangi beban pikiran Anda karena stress.

Melatih Otak dengan teka teki
Teka-teki silang, Sudoku dll. sesungguhnya dapat memaksimalkan otak Anda agar tetap pada kondisi terbaik. Seperti halnya otot-otot yang Anda miliki, jika Anda tidak berlatih secara reguler maka otot-otot yang Anda miliki akan kehilangan kemampuannya untuk bekerja secara maksimal.

Pergi berjalan kaki
Berjalan kaki mencari udara udara segar dapat menyegarkan pikiran yang dapat mengurangi percakapan mental yang mengganggu logika dan pikiran konstruktif. Anda bisa melakukan ini pinggiran kota, dekat sungai atau taman dan ini akan membantu Anda menyingkirkan tekanan mental dan membantu pikiran Anda tetap jernih.

Mempelajari bahasa baru
Mempelajari bahasa baru akan membuat otak Anda mendapatkan sindrom dementia (kemunduran otak) sampai dengan empat tahun seperti artikel yang dimuat pada New Scientist. Alasan yang pasti untuk hal ini belum diketahui, namun dipercaya bahwa ia memiliki hubungan erat dengan peningkatan perdaran darah dan koneksi saraf yang baik. Jadi cepat buruan mempelajara bahasa-bahasa baru yang ingin Anda pelajari. :)

Banyak Tertawa
Banyak tawa bukan saja merupakan obat yang terbaik untuk kesehatan, tertawa juga dapat meningkatkan fungsi kerja otak Anda dan menstimulasi kedua sisi otak pada saat yang bersamaan. Pastikan Anda tertawa setiap harinya. Asal jangan tertawa sendiri tanpa sebab...:)

Menjadi Orang yang kreatif
Belajar melukis atau mempelajari alat musik yang baru bersama orang lain atau Anda bisa bergabung dengan kelas kesenian memungkinkan Anda untuk menemukan solusi baru untuk permasalahan yang sudah lama dan meningkatkan kesadaran pada saat yang bersamaan.

Belajar Melempar
Penelitian dari Universitas Regensburg di Jerman menunjukkan bahwa seorang juggler (pemain sulap yang melemparkan barang) bahwa kegiatan ini dapat meningkatkan struktur otak. Setelah berlatih selama 3 bulan, otak seseorang akan menunjukan peningkatan signifikan pada 2 bagian yaitu : mid-portal dan posterior intraprietal sulcus kiri. Melempar bukan hal yang mudah itu pun harus di ikuti latihan secara rutin teratur.

Melihat kembali sifat kekanak-anakan Anda
Einstein pernah berkata bahwa imajinasi yang Anda miliki itu lebih penting dari pada pengetahuan yang Anda ketahui itu pun telah dibuktikan dengan beberapa eksperimen yang akhirnya bisa menemukan perhitungan paling terkenal sepanjang masa (E=MC2). Jadi latihlah imajinasi Anda seperti semasa kecil Anda dulu.

Senam Otak di Kantor

VIVAnews - Agar terhindar dari julukan miss pikun, sering-seringlah melatih otak dengan aktivitas fun. Memori semakin baik, daya tangkap pun cepat.

Secara sederhana, Dr. Mark R. Shaya, Ahli Bedah Syaraf dari Miami, AS, otak bisa dibagi menjadi tiga bagian: otak besar, otak kecil dan batang otak. Dalam otak besar ada dua bagian, yaitu bagian otak kanan dan kiri.

Otak kiri adalah ‘rumah‘ dari kemampuan bahasa, analisa, logika sampai berhitung. Sedangkan, otak kanan mewakili cara berpikir non verbal, seperti perasaan dan emosi, kesadaran spasial, penggunaan bentuk dan pola, musik, seni, kepekaan warna dan visualisasi.

Apa saja latihannya untuk mengasah kemampuan otak?
Latihan Otak Kiri
- Tidak tergantung pada kalkulator
Jangan langsung pakai jalan pintas (pakai kalkulator) kalau dihadapkan ke problem matematika sederhana. Seperti hitungan bayaran per kepala kalau habis makan bareng teman. Kalau hitungan gampang saja pakai kalkulator, maka otak akan terbiasa santai dan menjadi statis.

- Pelajari hal yang biasanya tidak masuk perhatian Anda.
Bila kolom politik atau ekonomi di surat kabar biasanya selalu Anda lewati, kini cobalah untuk membaca beritanya. Variasi dari berbagai macam topik di memori, yang menyebabkan Anda dapat berpikir secara logis dan mampu menganalisa secara cepat.

- Intip kamus bila mendengar kata baru
Jika Anda mendengar kata atau istilah asing, jangan lantas malas mencari tahu lewat kamus atau internet. Sebab, membangun perbendaharaan kata adalah salah satu cara meningkatkan kekuatan berpikir.

- Mengisi teka teki silang
Selain membuat pengetahuan umum menjadi ’kaya’, mengisi teka-teki silang baik untuk mengkaryakan otak biar menganggur.

- Bermain puzzle atau catur
Puzzle dapat melatih otak untuk berpikir kreatif. Sementara catur, mengasah otak lewat permainannya yang menomorsatukan strategi dan analisa.

Latihan Untuk Otak Kanan
- Mendengarkan musik
Musik apapun merupakan stimulan yang ampuh untuk membuat Anda tenang atau memberikan dorongan semangat.

- Menggambar atau membuat coretan warna warni
Walaupun simpel, kegiatan diatas merangsang fungsi otak kanan, yatu mengenal bentuk dan warna. Misalnya, Anda bisa menstabilo bagian-bagian penting di buku dengan warna-warna jreng.

- Membaca buku fiksi
Di sela-sela rehat, manfaatkan dengan membaca buku fiksi. Anda bak diajak ’berpetualang’ ke dunia lain. Otak pun bak dimanjakan karena bebas berfantasi dan berimajinasi seluas mungkin tanpa mengenal batas.

Melatih Kesabaran

Setiap orang pasti ingin memiliki kesabaran tingkat tinggi. tetapi bagaimana caranya agar kita bisa bersabar ketika sedang menunggu teman yang sudah membuat janji dengan kita tetapi teman yang kita tunggu tidak datang-datang?

Nah, untuk menumbuhkan kesabaran yang kita miliki ada beberapa kiat, antara lain :

pertama
berpikir positif terhadap hal-hal yang menimpa kita. anggaplah itu adalah ujian bagi kita dan kita akan lulus ujian.

kedua
perbanyak membaca ilmu pengetahuian. Hal ini dilakukan agar kita bisa memahami lebih banyak tentang kekurangan yang kita miliki, sehingga kita akan semakin merasa betapa banyaknya ilmu pengatahuan yang belum kita miliki.

ketiga
berkumpullah dengan orang-orang yang banyak ilmunya.

keempat
berlatih memasukkan benang ke lubang jarum, dan yang dipilih adalah jarum yang ukuran paling kecil.

kelima
maafkan selalu kekurangan oarang lain yang mungkin membuat Anda marah. yakinkan diri bahwa setiap manusia pasti memilki kekurangan masing-masing.

selamat mencoba.

Minggu, 14 Maret 2010

Tips Bergaul 2

Cara bergaul yang baik…

*
Permalink

Bergaul itu penting tapi cara bergaul yang baik itu lebih penting, mungkin ini sedikit tips bergaul yang baik.
1. Jangan suka meminjam barang teman anda kecuali terpaksa, apalagi barang – barang yang mahal.
2. Jangan ngutang ma temen kecuali terpaksa, jangan jadikan teman anda sebagai Bank tempat anda meminjam, apalagi ngutang anda jadi kebiasaan.
3. Jangan terlalu banyak meminta ma temen klo bisa sering – seringlah ngasih ke temen.
4. Hormati teman selagi dia menghormati anda, dan tinggalkan teman kalau sudah tidak menghormati eksistensi anda. palagi teman yang menjerumuskan anda ke jurang kemaksiatan dan kemelaratan tentunya.
5. Tidak usah terlalu pilih – pilih teman, karena suatu saat temen yang awalnya anda pandang tidak bermanfaat suatu saat dia bisa jadi teman yang siap membantu kesulitan anda
6. Bercanda itu penting tapi jangan pernah bercanda yang mengandung kata – kata hinaan apa lagi kata itu anda ucapkan berulang kali, karena jika anda lakukan maka teman yang anda hina pasti akan berkurang rasa hormatnya kepada anda , karena dia sudah menganggap anda simulut besar dan suka menghina. sebaiknya anda bisa membatasi canda anda!
7. Jika ada temen bertamu kerumah anda, maka terimalah dia dengan senyumman, karena hal itu akan di ingat sampai dia bertamu kembali.
8. Buat nyamanlah teman anda, jangan sampai dia merasa tidak nyaman ketika anda berada di sampingnya.
9. Jangan pernah berfikir jika anda sudah tidak membutuhkan bantuan seorang teman. karena datangnya masalah bisa diluar dugaan anda

Tips selanjutnya bisa anda renungi sendiri dulu…Thanks!

Tips Bergaul Aman di Facebook

Tips Aman Bergaul di Facebook

facebook (ist)

Jakarta - Jangan terlalu lengkap memasang profil diri dan foto di Facebook! Jangan terlalu gampang berteman di Facebook! Waduh, seruan tersebut tentunya tidak terlalu populer, atau cenderung diabaikan para Facebooker.

Ya memang, karena dengan bergesernya konsep dan ide sebuah pertemanan, maka tak apalah pada kenyataannya kita hanya punya segelintir teman di dunia nyata sepanjang punya berjibun (ratusan, ribuan) teman di situs jejaring sosial.

Seolah-olah dengan demikian keeksisan Anda adalah seberapa banyak teman yang dimiliki. Padahal dengan semakin banyak teman, yang kadang hanya teman sekadar kenal atau bahkan tak ingat lagi siapa dia atau bertemu dimana, maka semakin rentan terekspos data diri kita ke pihak-pihak di luar kontrol kita.

Salah satu contoh kasus yang mengingatkan kita akan bahaya bergaul sembarangan di Facebook adalah peristiwa hilangnya seorang remaja bernama Marietta Nova Triani (14). Setelah sempat membuat uring-uringan keluarganya yang merasa kehilangan, ternyata Nova kabur dengan pacarnya Febriani alias Ari (18) yang dikenal melalui Facebook.

Nova yang berasal dari Sidoarjo dibawa kabur pacarnya saat Nova bertamu di perumahan BSD, sejak tanggal 6 Februari 2010 lalu. Nova dan Ari ditemukan polisi di Jatiuwung, Tangerang.

Mungkin Nova hanya satu dari sekian korban pergaulan 'kebablasan' yang bermula dari perkenalan di Facebook. Nah, agar kita tidak menjadi korban berikutnya maka ada baiknya langkah-langkah pencegahan berikut ini bisa dijalankan ketika di dunia Facebook:

1). Jangan terlalu lengkap memasang profil atau data diri di Facebook. Tentunya semakin lengkap profil/data diri terpasang, semakin mudah mendapatkan teman. Tetapi di sisi lain, semakin berisiko pula data diri kita disalah-gunakan (abused)

2). Jangan memasang foto-foto diri Anda yang sekiranya Anda sendiri tidak akan merasa nyaman apabila foto tersebut tersebarluaskan secara bebas. Ingatlah, walau foto tersebut "hanya" diposting di akun Facebook Anda, sebenarnya itu sama saja dengan menyebarlukaskan foto tersebut ke publik. Sekali terposting dan tersebar, maka sangat sulit (dan nyaris mustahil) Anda bisa mencabut foto Anda dari Internet. Maka, selektiflah dalam berpose dan memposting foto Anda.

3). Jangan sembarangan 'add friend' atau melakukan approval atas permintaan seseorang untuk menjadi teman Anda. Cara memilah dan memilihnya mudah, yaitu lihat saja berapa jumlah "mutual friends" antara Anda dengan seseorang tersebut. Semakin sedikit "mutual friends"-nya, berarti semakin sedikit teman-teman Anda yang kenal dengan dirinya, yang berarti semakin berisiko tinggi. Pastikan Anda hanya menerima "pertemanan" yang "mutual friends"-nya cukup banyak.

4). Jangan sembarangan menerima tag photo. Bolehlah kita "banci tagging", tetapi berupayalah lebih selektif. Artinya, sekali Anda terjun ke Facebook, rajin-rajinlah memeriksa "keadaan sekeliling". Karena kita kadang menemukan foto diri kita yang di-upload dan di-tag oleh orang lain, padahal kita tidak suka foto tersebut disebarluaskan. Segera saja kita "untag" diri kita dari foto tersebut dan kalau perlu minta teman kita yang melakukan upload foto tersebut untuk mencabutnya.

5). Jangan tunda-tunda, ketika Anda menemukan data atau profil Anda digunakan oleh pihak lain untuk hal-hal di luar kontrol Anda, segeralah bertindak. Membiarkannya, justru akan membuatnya makin berlarut dan berdampak destruktif, setidaknya untuk kenyamanan diri sendiri. Laporkan langsung ke pengelola layanan untuk segera mencabut informasi aspal (asli tapi palsu) tersebut. Atau, mintalah bantuan pada orang atau pihak yang sekiranya bisa atau paham bagaimana mengatasi hal di atas.

6). Jangan mudah termakan bujuk rayu orang yang baru Anda kenal di Facebook. Karena perlu Anda ingat bahwa seringkali orang menyamarkan identitas aslinya di dunia maya. Apa yang tampak di dunia maya seperti Facebook belum tentu cerminan asli perilaku diri di dunia nyata. Bisa jadi orang yang tampak baik, sopan di Facebook ternyata memiliki watak sebaliknya di dunia nyata. Oleh karena itu sebaiknya berhati-hati dengan teman yang baru dikenal di dunia maya.


*) Penulis, Donny B.U., adalah penggiat kampanye "Be Wise While Online" dalam program Internet Sehat - ICT Watch. Untuk artikel terkait lainnya, dapat dibaca di http://www.ictwatch.com/internetsehat atau http://www.internetsehat.org

Tips Bergaul

Siapa yang gak seneng punya teman banyak ’n ketemu sobat baru? Dengan berteman, qta jadi menambah wawasan sekaligus memperluas pergaulan. Tapi, gak gampang loh ngedapetin banyak teman, apalagi mempertahankannya. Banyak faktor yang mempengaruhinya, sehingga qta jadi sulit wat bergaul, misalnya aja neh...yang tadinya biasa cas cis cus klo ngomong, tiba2 jadi diam seribu bahasa, ada juga yang grogi klo berada di keramaian ’n bingung harus ngomong or berbuat apa, dll. Hal seperti itu pasti sering qta alami khan?! Nah...supaya qta bisa jago dalam bergaul ’n gak salah tingkah, coba beberapa tips di bawah ini deh!



1. Mulailah Pembicaraan Dengan Hal2 Yang Umum

Mulailah pembicaraan dengan menanyakan pekerjaannya, hobinya, atau hal

lain yang sudah pasti (biar gak disangka SKSD). Tetapi jangan kecewa bila dia

hanya menjawab "ya" dan "tidak" ato bahkan hanya diam aja. Anggap aja

belum saatnya wat kenalan.



2. Jangan Pernah Mengkritik Diri Sendiri

Jika qta ingin berhasil dalam pergaulan, jangan sekali2 qta mengkritik or

menjelekkan diri sendiri. Karena, ketakutan akan dinilai lawan bicara sebagai

suatu hambatan terbesar. Dalam Psikologi dikenal dengan istilah "Self

Critism" (Kritik Diri). Ketakutan di atas merupakan wujud dari kritik diri yang

berlebihan.



3. Hati2 Dalam Memberi Pujian Atau Kritik

Jangan pernah memberi kritikan sambil memuji seseorang misalnya, qta

bertemu sahabat lama, lalu qta katakan " Oh ternyata kamu lebih cantik dari

yang dulu ". Bisa aja dia menganggap klo dulu dia gak pernah kelihatan cantik.



4. Berikan Kesempatan Untuk Orang Lain

Berilah kesempatan kepada orang lain untuk berbicara. Berikan pertanyaan2

singkat agar dia terpancing wat bercerita, hingga qta menemukan topik yang

menarik ‘n disukai olehnya. So, percakapan dua arah akan tercapai.



5. Gunakan Body Language

Sikap ato bahasa tubuh sangat mempengaruhi qta dalam bergaul. Berikan

wajah yang welcome ‘n ceria disertai dengan senyuman yang manis wat dia.

Dengan begitu, dia akan merasa nyaman ’n tertarik wat berteman dengan qta.



6. Pintar2lah Dalam Membagi Perhatian

Jika dalam satu kesempatan qta bertemu dengan beberapa teman baru,

bagilah pembicaraan di tengah2 mereka dengan melibatkan berbagai topik.

Jangan sampai pembicaraan kita hanya terpusat pada satu orang.



7. Hindari Perselisihan

Jika terlibat dalam satu pembicaraan, baiknya qta membicarakan hal2 yang

ringan 'n netral aja. Itu dimaksudkan agar tidak terjadinya perdebatan ato pun

perselisihan.



8. Be a Good Listener

Bila qta gak tahu apa yang sedang dibicarakan, dengarkan saja lawan bicara

qta. Sekali2 bolehlah jika kamu memberi komentar or tanggapan yang segar

jadi, temanmu ngerasa dihargai 'n dihormati.



9. Seni Mengelak

Seni mengelak kadang perlu qta lakukan. Misalnya aja neh, bila teman qta

selalu membicarakan dirinya sendiri or sesuatu yang membosankan, qta bisa

berdalih dengan alasan sedang sibuk or ada kerjaan, supaya pembicaraan

tidak berlanjut. Tapi ingat! jangan sampai dia tahu ya klo qta menghindar.



10. Sense of Humor

Jika qta punya rasa humor yang tinggi, itu akan menjadi nilai plus wat qta

dalam menjalin suatu hubungan apapun. Karena dengan begitu, qta akan

menjadi pribadi yang menarik 'n suasana juga akan menjadi hangat 'n

tambah akrab.

Menciptakan Anak Cerdas

Berbicara tentang kecerdasan anak, ada baiknya jika Anda membaca Buku Manajemen Kecerdasan (Memberdayakan IQ, EQ, dan SQ untuk Kesuksesan Hidup) karya dr. Taufiq Pasiak, peneliti neurosains dari dalam negeri.

Menurut dr. Taufiq Pasiak, anak cerdas adalah anak yang otak rasional, otak emosional, dan fungsi-fungsi motoriknya berjalan secara baik. Jika hanya salah satu yang berkembang, itu akan menghilangkan salah satu bekalnya dalam mengarungi kehidupan dewasa yang lebih keras. Jauh lebih mudah meningkatkan kemampuan otak rasional dan fungsi motorik daripada otak emosional seorang anak.

Otak rasional berpusat di kulit otak (mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan berpikir rasional, seperti berhitung, memecahkan masalah, dan lain-lain). Otak emosional berpusat di sistem limbik (mengurusi soal perasaan: bagaimana kita menguasai diri, mengendalikan, dan bertindak sesuai dengan kadarnya).

Tips / Cara untuk menciptakan / mencetak anak cerdas, jenius, dan kreatif, setidaknya ada 5 hal yang harus diperhatikan betul:

1. Makanan
Ini amunisi otak yang sangat penting. Anak-anak yang kekurangan gizi umumnya memiliki otak yang kurang berkembang. Konsumsi ikan yang cukup, ASI, vitamin, dan mineral merupakan amunisi yang tepat bagi otak. Apa pun kursus yang Anda berikan untuk anak anda tanpa memberinya makanan yang tepat, samalah artinya dengan mengisi ruangan tanpa menguatkan dinding-dindingnya. Gizi adalah bahan baku proses-proses seluler, terutama untuk pembangunan struktur otak.

2. Lingkungan
Makin bervariasi lingkungan hdup anak Anda, makin baik perkembangan otaknya. Warna, bentuk, orang-orang yang berbeda, suasana yang bervariasi, dan lain-lain lebih mudah menstimulasi otak dibandingkan yang homogen. Jika Anda menciptakan lingkungan yang kaya dengan permainan, otak anak Anda berkembang dengan sangat pesat. Karena itu, sebisa mungkin, tempat tidur, tempat belajar (terutama di sekolah-sekolah), dan ruangan keluarga dapat diubah setiap jangka waktu tertentu. Anda perlu juga mengajaknya ke tempat-tempat yang penuh dengan hal-hal baru, seperti di pantai, gunung, dan lain-lain. Semakin bervariasi lingkungan, semakin cepat koneksi sel saraf terjadi.

3. Pengalaman emosional
Sistem limbik lebih dulu matang dibandingkan dengan kulit otak. Akibatnya, anak-anak menjadi sangat peka terhadap rangsangan dan pengalaman emosional. Semua pengalaman emosional yang diberikan pada rentang usia 0-7 tahun ini akan sangat berpengaruh dalam membentuk jalinan antar sel saraf. Pada usia ini, kontrol diri, kesabaran, kerja sama, empati, dan lain-lain lebih mudah dilatih dan tertanam kuat dalam otak dibanding berhitung, membaca, atau kegiatan-kegiatan kalkulatif lainnya. Jangan lupa, kematangan emosional ini lebih menentukan kesuksesan anak Anda di masa depan ketimbang kemampuan berhitung dan main komputer.

4. Stimulasi rasional
Hal-hal yang baru (novelty), menantang (challenge), padu (coherent), dan penuh makna (meaningful) lebih cepat memengaruhi otak ketimbang hal-hal yang lazim dan biasa. Jika setiap hari Anda memperkenalkan kata-kata baru kepada anak Anda, teknik-teknik baru dalam berhitung, tugas-tugas yang menantang dan penuh makna (misalnya, membuat percobaan fisika yang berkenaan dengan hal-hal sehari-hari), otaknya akan lebih cepat berkembang. Hal-hal yang menantang, seperti menemukan bentuk tertentu dalam banyak bentuk, dapat memperbanyak hubungan sel saraf. Origami (seni melipat kertas) adalah salah satu cara memperbanyak hubungan sel saraf. Attention of details juga merangsang otak. Berikan sebuah batu kerikil atau dedaunan kepada anak-anak. Mintalah mereka mencermati alur, warna, bentuk, dan ciri-ciri lain yang tidak tampak jika hanya dilihat sepintas. Perhatian pada hal-hal kecil, terutama bentuk dan warna, membuat sinaps saraf bertambah banyak.

5. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik memengaruhi otak dengan tiga cara: 1) meningkatkan sirkulasi darah ke otak. Artinya, oksigen, gula, dan zat gizi juga bertambah. 2) Memengaruhi produksi hormon NGF (Nerve Growth Factor); dan 3) merangsang produksi dopamin. Zat ini berfungsi penting dalam menata perasaan (mood) anak Anda. Semakin sering dan terampil ia melakukan kegiatan fisik, semakin baik perkembangan otaknya.

Lima hal di atas tidak berdiri sendiri. Semuanya saling melengkapi dan saling memengaruhi. Anda tidak boleh mengedepankan dan memprioritaskan satu di antara yang lain. Jika Anda harus memilih yang utama, disarankan untuk melatih emosi anak Anda lebih dulu. Kematangan emosi memerlukan waktu tertentu untuk berkembang. Sedangkan kecerdasan rasional dapat Anda tingkatkan kapan saja Anda mau.

Selain cara-cara diatas, mungkin Anda perlu membaca juga artikel ini: Cara Membesarkan Anak Cerdas

TOEFL iBT Tips

Source:
Manajemen Kecerdasan (Memberdayakan IQ, EQ, dan SQ untuk Kesuksesan Hidup) - Taufiq Pasiak (Penulis best-seller Revolusi IQ/EQ/SQ). Anda bisa dapatkan bukunya di toko buku terdekat.
FYI: Agar hidup Anda tetap ceria dan untuk refreshing, mungkin Anda perlu melihat gambar/foto-foto lucu atau mendengarkan musik kesenangan Anda yang bisa Anda kunjungi di situs ini:

Meningkatkan Daya Ingat 2

2. Tips Mengingat Password ATM atau Website

a. Bentuklah nomor-nomor Anda

Buatlah satu bentuk untuk setiap nomor, sebagai contoh: 0 seperti bola atau ring; 1 adalah pena; 2, angsa (swan); 3 seperti borgol tangan; 4, perahu layar; 5, seorang wanita hamil; 6, pipa cerutu; 7, boomerang; 8, mainan anak snowman; dan 9 adalah raket tenis.
Untuk mengingat PIN ATM (katakanlah 4298), imajinasikan diri Anda sedang ada di sebuah perahu layar (4), ketika angsa (2) berusaha menyerang Anda. Anda memukulnya dengan raket tenis (9), dan angsa berubah menjadi snowman (8).

b. Menyamakan bunyi akhir nomor-nomor password Anda dengan kata-kata tertentu (Rhyming).

Pikirkan kata-kata yang mempunyai bunyi akhir yang sama dengan nomor-nomor 1 s.d. 9 (contoh batu dengan 1, andalan untuk 9, dll.) Kemudian buatlah suatu cerita menggunakan kata-kata yang mempunyai bunyi akhir sama, misal password Anda 1973, batu (1) andalan (9) terlempar menuju (7) ke iga (3) musuh.

3. Tips Mengingat Di Mana Meletakkan Kunci Rumah / Kacamata

a. Merunut/mengurutkan kejadian-kejadian.

Beri perhatian pada apa yang sedang Anda lakukan pada saat Anda meletakkan kunci rumah atau kacamata Anda pada meja terakhir. Ingatkan diri Anda, “Saya menyimpan kunci rumah dalam saku celanaku,” sehingga Anda mempunyai ingatan yang jelas melakukan hal ini.

b. Buatlah suatu kebiasaan (habit).

Letakkan tempat penyimpanan (wadah) kecil pada sisi meja. Usahakanlah diri Anda untuk meletakkan kunci-kunci, kacamata, ponsel, atau barang-barang lain yang biasa digunakan dalam suatu wadah tersebut – setiap saat.


TOEFL iBT Tips
Bersambung ke postingan berikutnya …
Cara Meningkatkan Daya Ingat (Memori Otak) Jilid 3 - membahas tentang Tips Mengingat Aktivitas / Tugas-tugas yang Harus Dikerjakan, Tip Mengingat Judul Film, Tips Di Mana Memarkirkan Mobil / Kendaraan Anda

Supaya Lebih Cerdas

Dengan bekerja yang benar Anda dapat menjadi lebih cerdas, tetapi ada juga beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk tampil menjadi lebih cerdas / pandai (intelligent), dan Anda dapat menggunakan beberapa hal tersebut sekarang juga. Jadi, jika Anda ingin mengesankan atasan/boss Anda atau teman-teman Anda dengan kecerdasan Anda, cobalah beberapa teknik berikut ini. Beberapa teknik ini bisa juga meningkatkan kemampuan berpikir Anda.

1. Pelajarilah topik yang sedang hangat saat ini (current topic).
Setiap orang mempunyai pendapatnya sendiri-sendiri mengenai kejadian-kejadian yang ada dalam berita, tetapi biasanya mereka tidak tahu banyak akan hal tersebut. Pelajarilah secara lebih mendalam satu topik tertentu yang sedang hangat saat ini, dan punyailah satu pendapat/pandangan yang berbeda dan Anda pasti akan kelihatan lebih cerdas daripada orang-orang lain. Jika isu pajak sedang ada dalam berita, contohnya, tidak akan banyak orang yang tahu apakah “Kurva Laffer” (Laffer Curve) itu, dan mengapa kurva ini begitu penting. Jika Anda dapat menjelaskan secara sederhana tetapi gagasan / ide Anda relatif tidak banyak orang yang tahu, Anda akan menjadi satu-satunya orang yang bisa menjelaskan isu tersebut.

2. Buatlah percakapan (conversation).
Tetaplah fokus pada topik yang Anda ketahui, dan Anda akan kelihatan lebih cerdas. Jika ada beberapa hal dimana Anda adalah orang yang tahu lebih banyak (knowledgeable), arahkan pembicaraan ke hal-hal tersebut.

3. Gunakan pertanyaan agar kelihatan cerdas.
Berikan pertanyaan yang Anda tahu jawabannya. Segeralah lanjutkan jawaban orang lain dengan satu penjelasan atau pertanyaan lain, dan Anda akan kelihatan telah memahami masalah tersebut dengan cepat.

4. Habiskan waktu dengan orang-orang pintar/cerdas.
Orang-orang akan memperhatikan jika Anda bergaul (hang out) dengan orang-orang paling pintar di sekitar Anda. Anda juga bisa belajar banyak. Namun, jangan banyak bicara, kecuali sesekali bertanya satu pertanyaan yang cerdas.

5. Perbanyak kosa kata Anda (vocabulary)
Bacalah “Enrich Your Vocabulary” bagian dari Reader’s Digest atau bukalah kamus setiap hari dan pilih satu kata untuk dipelajari. Kosa kata yang lebih banyak akan mengesankan orang-orang, dan Anda juga akan menjadi lebih cerdas, karena bahasa adalah satu bagian besar kecerdasan fungsional – tetapi pastikan untuk memperhatikan peringatan berikut ini.

6. Ketahuilah bagaimana menggunakan kata-kata.
Anda mungkin akan mengesankan orang-orang dengan satu kosa kata yang lebih baik, tetapi pemakaian suatu kata secara tidak tepat dapat dengan segera menurunkan pendapat mereka akan kecerdasan Anda. Tingkatkanlah kosa kata tersebut, tetapi gunakan kata-kata tersebut hanya jika Anda tahu pasti bahwa pemakaiannya tepat.

7. Punyailah keahlian khusus dalam bidang yang tidak jelas (obscure specialty).
Anggaplah Anda tahu sedikit banyak tentang sejarah orang Inuit atau asal muasal pertambangan emas. Anda mungkin akan menjadi satu-satunya orang dalam ruangan yang mengetahui segala sesuatunya tentang hal tersebut. Ini akan membuat Anda beda dari yang lain, dan kesalahan-kesalahan yang Anda buat akan lewat tidak terdeteksi secara baik. Bicaralah sedikit tentang “keahlian khusus di bidang tertentu (specialty)” Anda untuk mengesankan, tetapi hati-hati jangan membosankan audiens Anda dengan terlalu banyak pengetahuan yang tidak jelas (obscure).

8. Mainkan beberapa permainan kecerdasan.
Banyak orang segera berpikir Anda lebih cerdas ketika mereka tahu Anda bermain catur – dan bermain catur bisa juga membantu Anda menjadi lebih cerdas. Scrabble juga akan mengesankan, dan meningkatkan kosa kata Anda.

9. Hargailah secara terbuka pendapat-pendapat orang lain.
Ketika seseorang mempunyai satu gagasan besar atau satu pemahaman yang unik atas suatu isu, lengkapilah pendapat mereka untuk menghargainya. Jika kita mengakui kecerdasan orang lain, mereka seringnya akan berpikir Anda lebih cerdas.

10. Pelajarilah sedikit tentang banyak topik.
Disamping membaca majalah favorit yang biasa Anda baca, bacalah juga beberapa majalah yang membahas topik yang tidak biasa bagi Anda (unfamiliar). Mengetahui sedikit tentang banyak hal bukan hanya membuat Anda kelihatan lebih banyak tahu, tetapi juga dapat membantu Anda menjadi lebih cerdas.

Catatan: Hati-hatilah juga, janganlah Anda terlalu sering menunjukkan (show off) dengan selalu tampil seolah-olah Anda paling tahu daripada orang lain dan menganggap orang lain tidak lebih tahu dari Anda, karena hal ini seringkali akan membuat orang lain sebal kepada Anda.

Melatih Otak

Seiring anak-anak tumbuh besar, kemampuan berpikir dan pola pikir mereka juga sedang berkembang. Berikut ini ada beberapa tips latihan otak untuk anak-anak sebagai salah satu cara untuk membantu mereka mengembangkan kemampuan tersebut:

1. Pencarian Kata / Teka-Teki Silang

Banyak buku untuk anak-anak yang berisi pencarian kata dan teka-teki silang. Ini adalah kegiatan yang bagus bagi anak-anak untuk melatih otak mereka dengan menggunakan fokus dan pikiran. Teka- teki silang (crossword puzzles) juga merupakan aktivitas keluarga yang bagus, dimana satu orang anggota keluarga bisa membacakan petunjuk soal dan menyebutkan berapa jumlah huruf yang diperlukan dan anggota keluarga yang lainnya bisa menebak jawabannya.


2. Latihan Daya Ingat (Memory)

Melakukan latihan-latihan daya ingat bisa menjadi salah satu latihan otak paling mudah untuk anak-anak, karena kegiatan ini bisa dilakukan di dalam mobil yang sedang kita kendarai, bahkan hampir dapat dilakukan di mana pun. Dimulai sejak mereka masih kecil kita secara alami telah melakukan latihan-latihan ini dengan mengajarkan mereka bagaimana mengeja nama mereka, berapa nomor telepon mereka, dan menyebutkan dimana alamat. Kita bisa mengembangkan latihan-latihan ini dengan meminta mereka mengingat puisi, lagu-lagu, dan nama-nama pohon.

Latihan mengingat membantu anak-anak menggunakan otak mereka untuk fokus dan menyimpan informasi. Ini juga merupakan kemampuan yang sangat berguna karena banyak pelajaran yang berdasarkan pada kegiatan mengingat, seperti belajar bilangan nyata matematika atau belajar pengejaan kata-kata.

3. Permainan Jalan Halang Rintang Untuk Otak

Kita semua telah mendengar jalan halang rintang yang memerlukan latihan-latihan fisik, tetapi kita juga dapat mengeset latihan ini dengan menambahkan latihan-latihan otak untuk anak-anak. Sebuah permainan jalan halang rintang untuk otak bisa mengkombinasikan kedua latihan fisik dan latihan otak, atau memfokuskan hanya pada latihan yang terakhir. Anda dapat membuat pos-pos halang rintang fisik dimana mereka hanya dapat melalui pos berikutnya setelah mereka menyelesaikan satu latihan mental, seperti satu teka-teki silang pendek atau soal kata. Anda juga dapat mengeset permainan halang rintang ini baru selesai jika mereka sudah melewati pos-pos di seluruh rumah dimana mereka harus menyelesaikan sejumlah latihan-latihan mental yang diletakkan di lantai atau di meja.

4. Menulis atau Menggambar Dengan Tangan Kiri (Left-Handed) atau Dengan Tangan Kanan (Right-Handed)

Sebuah cara yang bagus untuk melatih otak adalah menggunakan tangan yang tidak dominan untuk menulis atau menggambar. Ini bisa menyenangkan (fun) untuk melihat siapa yang dapat bercerita apa yang telah ditulisnya atau telah digambarnya. Pilihan lainnya adalah menggambar sebuah gambar dimana setengah bagiannya dilakukan dengan tangan yang dominan dan kemudian setelah itu gambar ini disalin (di-copy) menjadi setengah bagian lainnya dengan menggunakan tangan yang tidak dominan. Ini adalah latihan otak untuk anak-anak dalam rangka meningkatkan kedua sisi otak mereka (otak kiri dan otak kanan) untuk bekerja bersama-sama.

Sementara latihan-latihan otak untuk anak-anak bisa menjadi sesuatu yang sederhana dan menyenangkan tetapi manfaatnya bisa sangat besar. Dengan menggunakan latihan-latihan otak ini anak-anak belajar untuk melatih satu bagian penting dari tubuh.

Cara Mengajari Anak

1. Bersikap tegas dan dapat dipercaya.
Tegaslah dengan apa yang Anda ucapkan. Jika Anda melarang atau meminta anak melakukan sesuatu beri ia alasan yang benar serta beri ia ketegasan.


2. Bersikaplah terus terang kepada anak .
Katakan pada anak Anda sesuatu yang semestinya mereka ketahui, beri ia penjelasan mengenai sesuatu. Jika anak menanyakan satu hal dan Anda tidak mengetahui jawabannya, ada baiknya Anda mengatakan hal yang sebenarnya dan mengajak anak mencari tahu jawabannya bersama-sama. Sikap ini akan lebih dihargai anak ketimbang Anda pura-pura tahu.

3. Jadilah orangtua yang konsisten baik dalam bersikap maupun dalam berkata-kata.
Apabila orangtua menetapkan aturan A kepada anak maka sedapat mungkin orangtua harus tetap konsisten dengan peraturan tersebut, yaitu A. Misalnya, ketika orangtua menekankan kepada anak supaya tidak pernah mengambil barang milik oran lain sebelum ada izin dari yang punyanya, maka janganlah sekali-kali mereka membiarkan atau bahkan menyuruh anak memakan makanan di toko yang belum dibayar.

4. Janganlah berdusta kepada anak atau memperdayainya.
Sebab, tindakan orangtua seperti itu dapat mendorong anak untuk tidak menghargai orangtua beserta aturannya.

5. Berani meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan terhadap anak.
Jangan takut meminta maaf atas kesalahan yang Anda lakukan, karena dengan demikian anak akan menghargai sikap Anda serta mencontoh perilaku ini jika ia melakukan kesalahan.

6. Jangan takut mengungkapkan kasih sayang.
Anak yang tumbuh dengan ekspresi kasih sayang orangtua akan memiliki sikap yang ekspresif dalam mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya. Gagasannya akan sesuatu, kritis dengan lingkungan sekitar, dan sikapnya dalam menghormati sesama.

BAGAIMANA MENGHORMATI GURU

(BILANGAN 231 BAHAGIAN PERTAMA)


(Dengan nama Allah, Segala puji bagi Allah, Selawat dan salam ke atas Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarga, sahabat dan para pengikut Baginda)



Tiada seorang pun dalam kehidupan insan, selain daripada kedua ibubapa yang lebih berjasa dan layak dihormati melebihi daripada guru. Tetapi guru adalah pewaris ilmu dan pewaris ilmu ialah ulama, sementara ulama pula adalah pewaris para nabi. Begitulah kedudukan ilmu, guru dan ulama adalah saling berkaitan. Mari renungkan firman Allah ini:



Tafsirnya: “Allah menerangkan (kepada sekalian makhluk-Nya dengan dalil-dalil dan bukti), bahawasanya tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang sentiasa mentadbirkan (seluruh alam) dengan keadilan, dan malaikat-malaikat serta orang-orang yang berilmu (mengakui dan menegaskan juga yang demikian); tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia; Yang Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana.”

Surah ali-‘Imran:18))



Perhatikan dalam ayat ini, bagaimana Allah Subhanahu wa Ta‘ala memulakan dengan nama-Nya, kemudian dengan para malaikat-malaikat-Nya dan kemudiannya dengan ahli ilmu – ini sudah cukup membuktikan betapa tingginya martabat ilmu dan ahli ilmu itu.



Imam At-Tirmidzi meriwayatkan bahawa Abu ’Umamah al-Bahili Radhiallahu ‘anhu telah berkata: Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:



Maksudnya: “Kelebihan orang alim (ulama) atas ahli ibadat adalah seperti kelebihanku ke atas orang yang paling rendah di antara kamu. Kemudian Baginda bersabda lagi: Sesungguhnya para malaikat dan penduduk langit dan bumi hinggakan semut dalam lubangnya berserta ikan bersalawat (berdoa) untuk orang-orang yang mengajar kebaikan kepada manusia.”

(Hadits riwayat At-Tirmidzi)



Abu al-Aswad berkata: Tiada suatu pun yang lebih mulia daripada ilmu; raja-raja adalah pemimpin bagi rakyat sedangkan para ulama adalah pemimpin kepada raja.



Ibnu Abbas Radhiallahu ‘anhuma pula berkata: Nabi Sulaiman ‘alaihissalam diberikan dua pilihan antara harta dan kekuasaan, Baginda memilih ilmu lalu Baginda pun dikurniakan juga dengan harta serta kekuasaan.



Kelebihan Mengajar Ilmu Yang Bermanfaat



Dalam Islam, mengajarkan ilmu yang bermanfaat itu adalah suatu amalan yang dipandang tinggi, sangat mulia dan satu kerjaya yang suci di sisi Allah Subhanahu wa Ta‘ala serta Rasul-Nya.



Firman Allah Ta‘ala dalam Surah An-Nahl ayat 43 dan Surah Al-Anbiya’ ayat 7:





Tafsirnya: “Maka bertanyalah kamu kepada Ahlu’dz Dzikri jika kamu tidak mengetahui.”

(Surah An-Nahl: 43 dan Al-Anbiyaa’: 7)



Ahlu’dz Dzikri bermaksud orang-orang yang mengetahui tentang Kitab-Kitab Allah. Ayat ini menjadi dalil bahawa orang-orang yang tidak mengetahui sesuatu perkara hendaklah bertanya kepada orang-orang yang mengetahuinya.



Imam Ath-Thabarani meriwayatkan dalam kitabnya Al-Kabir bahwasanya Mu‘awiyyah Radhiallahu ‘anhu telah berkata bahawasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda:



Maksudnya: “Wahai manusia! Sesungguhnya ilmu itu hanya diperolehi dengan belajar dan feqh itu dengan mempelajari ilmu feqh. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kebaikan untuknya, nescaya diberikannya kefahaman dalam agama, dan sesungguhnya di antara hamba Allah yang takutkan Allah hanyalah para ulama.”

(Hadits riwayat Ath-Thabarani)



Abu Sa‘ed al-Khudri Radhiallahu ‘anhu meriwayatkan bahawa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda:



Maksudnya: “Akan datang kepada kamu beberapa kaum untuk mencari ilmu, maka apabila kamu melihat mereka hendaklah kamu katakan kepada mereka: Selamat datang, selamat datang, mengikut wasiat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan hendaklah kamu mengajar mereka.”

(Hadits riwayat Ibnu Majah)



Amirul Mukminin Sayyidina Umar Ibnu Al-Khaththab Radhiallahu ‘anhu pula berkata: Kematian seribu ahli ibadat yang bangun beramal ibadat sepanjang malam dan berpuasa sepanjang siang lebih ringan dari kematian seorang alim yang mahir tentang apa yang Allah Ta‘ala halalkan dan apa yang diharamkan olehNya.



Yahya bin Mu‘az berkata: Para ulama lebih menyayangi umat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam daripada ayah-ayah serta ibu-ibu mereka. Lalu ditanyakan kepadanya: Bagaimana pula begitu? Lalu Yahya menjawab: Ibu-bapa menjaga anak-anaknya daripada neraka (kesusahan) dunia, sedangkan para ulama menjaga mereka daripada neraka akhirat.



Sebahagian ulama berkata: Para ulama umpama pelita zaman. Tiap seorang daripada mereka merupakan pelita yang menyinari ahli zamannya.



Adab Ulama Menghormati Guru



Sesuai dengan ketinggian darjat dan martabat guru itu, maka tidak hairanlah bahawa para ulama sangat menghormati guru mereka. Di antara cara mereka memperlihatkan penghormatan mereka terhadap guru ialah:



1. Mereka merendah diri terhadap ilmu dan guru dan sentiasa menurut perintah serta nasihat guru dan sentiasa meminta pendapat serta pandangan guru dalam setiap urusan mereka.



Mereka mentaati setiap arahan serta bimbingan guru umpama seorang pesakit yang tidak tahu apa-apa yang hanya mengikut arahan seorang doktor pakar yang mahir.



Mereka juga sentiasa berkhidmat untuk guru-guru mereka dengan mengharapkan balasan pahala serta kemuliaan di sisi Allah Subhanahu wa Ta‘ala dengan khidmat tersebut.



2. Mereka memandang guru dengan perasaan penuh hormat dan takzim serta mempercayai kesempurnaan keahlian dan kepakarannya dalam bidang perguruannya. Ini lebih membantu mereka sebagai pelajar untuk memperolehi manfaat daripada guru mereka dan akan mengukuhkan lagi apa yang didengar dan diajarkan oleh guru.



Ulama-ulama salaf sangat memuliakan dan menggagungkan guru-guru mereka. Ini jelas termaktub dalam kisah-kisah tentang akhlak mereka dalam majlis-majlis ilmu dan kesopanan mereka terhadap guru-guru mereka. Sebagai contoh:



- Mughirah berkata: Kami menghormati Ibrahim an-Nakha‘ie sepertimana kami menghormati raja.



- Imam Asy-Syafi‘e pula berkata: Aku membelek kertas di hadapan Imam Malik perlahan-lahan kerana menghormatinya supaya dia tidak terdengar (bunyi belekan kertas tersebut).



- Rabie‘ berkata: Demi Allah aku tidak berani meminum air sedangkan Imam Asy-Syafi‘e memandang kepadaku.



- Sayyidina Ali Karramallahu wajhah berkata: Antara hak seorang alim ke atasmu ialah memberi salam ke atas orang ramai secara umum dan mengkhususkan gurumu dengan penghormatan yang khusus dan istimewa.



3. Mereka sentiasa mendampingi guru supaya mendapat berkat serta beroleh ilmu yang akan tercurah daripadanya pada bila-bila masa serta menjadikannya qudwah (ikutan).



Imam Asy-Syafi‘e misalnya, sejak pertemuannya dengan gurunya iaitu Imam Malik pada tahun 170 Hijrah, hampir tidak pernah meninggalkan gurunya sehingga gurunya itu wafat pada tahun 179 Hijrah. Ini kerana Imam Asy-Syafi‘e tidak pernah meninggalkannya kecuali ketika pergi ke Makkah untuk menjenguk ibunya ataupun pergi ke pusat ilmu dan feqh. Itu pun setelah beroleh keizinan serta restu daripada gurunya. Jika direstui, Imam Malik akan menyiapkan bekal dan memberikannya wang perbelanjaan sambil mendoakan keselamatannya.



4. Mereka tidak menggunakan ganti nama diri seperti “engkau” dan “awak” dan tidak memanggil atau meneriaki guru dari jauh.



Al-Khatib berkata: Hendaklah dia berkata “Wahai guru, apakah pendapat kamu mengenai hal ini?” dan kata-kata seumpamanya. Dan tidak menggelarkannya dengan namanya kecuali disertakan dengan gelaran-gelaran yang menunjukkan penghormatan serta takzim kepadanya. Misalnya syeikh ataupun ustaz atau syeikh kami.



Maksudnya di sini, mereka memanggil guru dengan gelaran yang penuh adab serta penghormatan. Jika nama guru tersebut Muhammad misalnya, maka mereka akan memanggilnya dengan nama ustaz, cikgu, guru kami dan sebagainya dan tidak menyebutkan namanya kecuali disertakan dengan gelaran yang penuh penghormatan seperti Ustaz Muhammad, Cikgu Muhammad dan sebagainya meskipun sewaktu ketiadaan guru itu.



5. Mereka tidak sekali-kali berbantah-bantah ataupun berlawan cakap dengan guru. Sesungguhnya berbantah-bantah itu secara umumnya sudah merupakan suatu perbuatan yang keji, apatah lagi untuk berbantah-bantah dengan guru yang merupakan pembimbing serta qudwah! Perbuatan ini akan menjauhkan mereka sebagai pelajar daripada kebaikan dan merupakan penjerumus kepada kejahatan dan ianya adalah penyebab diharamkan ke atas mereka bermacam-macam bentuk kebaikan.



Sesungguhnya, menuntut ilmu itu adalah satu bentuk ibadah dan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta‘ala, bukannya untuk bermegah-megah ataupun untuk berbantah-bantah dengan ilmu tersebut.



Dalam satu hadits riwayat Imam Al-Hakim, Ka‘ab bin Malik Radhiallahu ‘anhu berkata bahawa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda:



Maksudnya: “Barangsiapa mencari ilmu untuk menyaingi para ulama atau untuk bertengkar dengan orang-orang bodoh atau supaya hati manusia menghadap kepadanya maka ia akan masuk neraka.”

(Hadits riwayat Al-Hakim)



6. Mereka berterima kasih kepada guru atas segala tunjuk ajar serta bimbingannya terhadap segala kebajikan dan tegahan serta tegurannya ke atas segala kekurangan atau kemalasan dan sebagainya bagi memperbaiki diri dan mengganggap teguran, asuhan, didikan serta keprihatinan guru itu sebagai rahmat dan kurniaan yang tak terhingga kepada mereka oleh Allah Subhanahu wa Ta‘ala.



Jika bimbingan serta teguran yang diberikan oleh guru itu sudah diketahui, maka mereka tidak menunjukkan yang mereka sebenarnya sudah mengetahuinya, bahkan mereka menghargai dan berterima kasih atas bimbingan serta keprihatinan guru tersebut terhadap mereka.



7. Jika mereka berhajat kepada guru mereka di luar waktu mengajar sedangkan guru tersebut sedang berehat ataupun tidur, maka guru itu tidak akan diganggu. Mereka akan menunggu sehingga guru tersebut terjaga dari tidur ataupun selesai dari berehat.



Ibnu ‘Abbas Radhiallahu ‘anhuma pernah mendatangi salah seorang daripada sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam untuk bertanya kepadanya mengenai suatu hadits. Lalu dikatakan kepadanya: Dia sedang tidur. Maka duduklah Ibnu ‘Abbas di muka pintu. Lalu dikatakan kepadanya: Tidak perlukah kita mengejutkannya? Ibnu ‘Abbas pun menjawab: Jangan.



8. Mereka tidak mendatangi guru di luar daripada majlis ilmu yang umum (di luar dari jadual waktunya untuk mengajar dan sebagainya) kecuali dengan izinnya, sama ada guru mereka itu sedang bersendirian mahupun sedang bersama dengan orang lain.



Jika tidak ada izin daripada guru itu sedangkan guru itu mengetahui bahawa mereka sedang meminta izin untuk mendatanginya, maka mereka akan beredar dan tidak mengulangi isti’zan (permohonan izin) mereka.

Menghormati Guru

Menghormati Guru
Ilmu amat tinggi kedudukannya di dalam Islam. Demikian pula mereka yang mengajarkan dan menyebarkan ilmu

Setiap akhir masa pengajian, atau satu peringkat tarbiyah, lahir dari rahim pendidikan, orang-orang berilmu ke dunia; samada peringkat rendah atau peringkat tinggi, termasuklah para sarjana dan golongan professional. Namun berapa banyakkah dari mereka dikira murid yang menghormati guru-guru mereka?.

Di zaman kini, Tak sedikit orang pandai, namun banyak yang lupa, seolah-olah kepandaian dan kekayaan ilmunya menjadi dengan sendirinya tanpa sentuhan dan doa para guru-guru mereka yang mengajarkan secara ikhlas.

Islam sangat menganjurkan agar umatnya menghormati para ulama dan guru-guru mereka.

Dalam kitab Ta'lim Muta'allim dijelaskan bagaimana cara menghormati guru, di antaranya; tidak boleh berjalan di depan gurunya, tidak duduk di tempat yang diduduki gurunya, bila dihadapan gurunya tidak memulai pembicaraan kecuali atas izinnya. Murid mestilah mendapatkan ridha dari gurunya.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam (SAW) bersabda:

“Pelajarilah ilmu, pelajarilah ilmu dengan ketenangan dan sikap hormat serta tawadhu’lah kepada orang yang mengajarimu.”

Ilmu tidak akan dapat diperoleh secara sempurna kecuali dengan diiringi sifat tawadhu’ murid terhadap gurunya, karena keridhaan guru terhadap murid akan membantu proses penyerapan ilmu, tawadhu’ murid terhadap guru merupakan cermin ketinggian sifat mulia si murid.

Sikap tunduk murid kepada guru justru merupakan kemuliaan dan kehormatan baginya. Perilaku para sahabat, yang memperoleh tarbiyah langsung dari Rasulullah SAW patut dijadikan contoh.

Ibnu Abbas, sahabat mulia yang amat dekat dengan Rasulullah mempersilahkan Zain Bin Tsabit, untuk naik di atas kendaraannya, sedangkan ia sendiri yang menuntunnya.
“Beginilah kami diperintahkan untuk memperlakukan ulama kami”, ucap Ibnu Abbas. Zaid Bin Tsabit sendiri mencium tangan Ibnu Abbas. “Beginilah kami diperintahkan untuk memperlakukan ahli bait Rasulullah,” balas Zaid.

Orang-orang terdahulu sangat hormat terhadap ulama mereka. Terhadap Said bin Musayyab, faqih tabi’in, orang-orang tidak akan bertanya sesuatu kepadanya kecuali meminta izin terlebih dahulu, seperti layaknya seseorang yang sedang berhadapan dengan khalifah.

Sifat ini juga diikuti oleh para ulama. Imam Abu Hanifah sebagai contoh sangat menghormati gurunya. Beliau pernah berkata: “Aku tidak pernah shalat setelah guruku, Hammad, wafat, kecuali aku memintakan ampun untuknya dan untuk orang tuaku”.

Perbuatan ini diikuti juga oleh Abu Yusuf. Murid Abu Hanifah, ia selalu mendoakan Abu Hanifah sebelum mendoakan kedua orang tuanya sendiri.

Pengormatan Imam As Syaf’i kepada guru beliau Imam Malik, juga merupakan pelajaran. Imam Syafi’I pernah berkata: “Di hadapan Malik aku membuka lembaran-lembaran dengan sangat hati-hati, agar jatuhnya lembaran kertas itu tidak terdengar”. Rabi’, murid Imam As Syafi’i juga tidak ingin gurunya itu melihatnya ketika sedang minum,

Abdullah, putra dari Imam Ahmad bertanya kepada ayahnya. “Syafi’i itu seperti apa orangnya, hingga aku melihat ayah banyak mendoakannya?”. “Wahai anakku, Syafi’i seperti matahai bagi dunia..”, jawab Ahmad bin Hanbal. Sebagaimana disebutkan beberapa riwayat, bahwa selama tiga puluh tahun Imam Ahmad mendoakan dan memintakan ampunan untuk guru beliau Imam As Syafi’i.

Dengan guru beliau yang lain pun demikian. Imam Ahmad pernah berguru juga kepada Husyaim bin Bashir Al Wasithi selama lima tahun. ”Aku tidak pernah bertanya kepadanya, kecuali dua masalah saja karena rasa hormat.”

Sikap hormat dan tawadhu’mereka kapada para guru amat tinggi, bahkan dalam berdoa sendiri mereka mendahulukan para guru, baru kemudian orang tua. Kenapa dimikian?

Imam Al Ghazali menjelaskannya dalam Al Ikhya’ (1/55). ”Hak para guru lebih besar daripada hak orang tua. Orang tua merupakan sebab kehadiran manusia di dunia fana, sedangkan guru bermanfaat bagi manusia untuk mengarungi kehidupan kekal. Kalaulah bukan karena jeri payah guru, maka usaha orang tua akan sia-sia dan tidak bermanfaat. Karena para guru yang memberikan manusia bekal menuju kehidupan akhirat yang kekal”.

Ketika ini, adab yang dicontohkan oleh para ulama tadi hampir pupus karena terkikis oleh kebodohan, sehingga tidaklah heran jika ada pencari Ilmu yang mencela gurunya sendiri, dikarenakan berbeda pendapat dalam masalah furu’. Sejauh apapun perbedaan kita, guru tetaplah guru. Nah, mudah-mudahan kita tidak termasuk dari golongan yang seperti ini.

Sabtu, 13 Maret 2010

Sejarah Pola 17

Pola BK 17 Plus
Ditulis Oleh Ifdil Dahlani

SEJARAH BIMBINGAN DAN KONSELING DAN LAHIRNYA BK 17 PLUS

Pendahuluan

Sejarah lahirnya Bimbingan dan Konseling di Indonesia diawali dari dimasukkannya Bimbingan dan Konseling (dulunya Bimbingan dan Penyuluhan) pada setting sekolah. Pemikiran ini diawali sejak tahun 1960. Hal ini merupakan salah satu hasil Konferensi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (disingkat FKIP, yang kemudian menjadi IKIP) di Malang tanggal 20 – 24 Agustus 1960. Perkembangan berikutnya tahun 1964 IKIP Bandung dan IKIP Malang mendirikan jurusan Bimbingan dan Penyuluhan. Tahun 1971 beridiri Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) pada delapan IKIP yaitu IKIP Padang, IKIP Jakarta, IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, IKIP Semarang, IKIP Surabaya, IKIP Malang, dan IKIP Menado. Melalui proyek ini Bimbingan dan Penyuluhan dikembangkan, juga berhasil disusun “Pola Dasar Rencana dan Pengembangan Bimbingan dan Penyuluhan “pada PPSP. Lahirnya Kurikulum 1975 untuk Sekolah Menengah Atas didalamnya memuat Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan.



Tahun 1978 diselenggarakan program PGSLP dan PGSLA Bimbingan dan Penyuluhan di IKIP (setingkat D2 atau D3) untuk mengisi jabatan Guru Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah yang sampai saat itu belum ada jatah pengangkatan guru BP dari tamatan S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan. Pengangkatan Guru Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah mulai diadakan sejak adanya PGSLP dan PGSLA Bimbingan dan Penyuluhan. Keberadaan Bimbingan dan Penyuluhan secara legal formal diakui tahun 1989 dengan lahirnya SK Menpan No 026/Menp an/1989 tentang Angka Kredit bagi Jabatan Guru dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Di dalam Kepmen tersebut ditetapkan secara resmi adanya kegiatan pelayanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah. Akan tetapi pelaksanaan di sekolah masih belum jelas seperti pemikiran awal untuk mendukung misi sekolah dan membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan mereka.Sampai tahun 1993 pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah tidak jelas, parahnya lagi pengguna terutama orang tua murid berpandangan kurang bersahabat dengan BP. Muncul anggapan bahwa anak yang ke BP identik dengan anak yang bermasalah, kalau orang tua murid diundang ke sekolah oleh guru BP dibenak orang tua terpikir bahwa anaknya di sekolah mesti bermasalah atau ada masalah. Hingga lahirnya SK Menpan No. 83/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya yang di dalamnya termuat aturan tentang Bimbingan dan Konseling di sekolah. Ketentuan pokok dalam SK Menpan itu dijabarkan lebih lanjut melalui SK Mendikbud No 025/1995 sebagai petunjuk pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Di Dalam SK Mendikbud ini istilah Bimbingan dan Penyuluhan diganti menjadi Bimbingan dan Konseling di sekolah dan dilaksanakan oleh Guru Pembimbing. Di sinilah pola pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah mulai jelas.

Pra Lahirnya Pola 17

Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah diselenggarakan dengan pola yang tidak jelas, ketidak jelasan pola yang harus diterapkan berdampak pada buruknya citra bimbingan dan konseling, sehingga melahirkan miskonsepsi terhadap pelaksanaan BK, munculnya persepsi negatif terhadap pelaksanaan BK, berbagai kritikan muncul sebagai wujud kekecewaan atas kinerja Guru Pembimbing sehingga terjadi kesalahpahaman, persepsi negatif dan miskonsepsi berlarut. Masalah menggejala diantaranya: konselor sekolah dianggap polisi sekolah, BK dianggap semata-mata sebagai pemberian nasehat, BK dibatasi pada menangani masalah yang insidental, BK dibatasi untuk klien-klien tertentu saja, BK melayani ”orang sakit” dan atau ”kurang normal”, BK bekerja sendiri, konselor sekolah harus aktif sementara pihak lain pasif, adanya anggapan bahwa pekerjaan BK dapat dilakukan oleh siapa saja, pelayanan BK berpusat pada keluhan pertama saja, menganggap hasil pekerjaan BK harus segera dilihat, menyamaratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien, memusatkan usaha BK pada penggunaan instrumentasi BK (tes, inventori, kuesioner dan lain-lain) dan BK dibatasi untuk menangani masalah-masalah yang ringan saja.

Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah diselenggarakan dengan pola yang tidak jelas, ketidak jelasan pola yang harus diterapkan disebabkan diantaranya oleh hal-hal sebagai berikut :

1. Belum adanya hukum

Sejak Konferensi di Malang tahun 1960 sampai dengan munculnya Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan di IKIP Bandung dan IKIP Malang tahun 1964, fokus pemikiran adalah mendesain pendidikan untuk mencetak tenaga-tenaga BP di sekolah. Tahun 1975 Konvensi Nasional Bimbingan I di Malang berhasil menelurkan keputusan penting diantaranya terbentuknya Organisasi bimbingan dengan nama Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI). Melalui IPBI inilah kelak yang akan berjuang untuk memperolah Payung hukum pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah menjadi jelas arah kegiatannya.

2. Semangat luar biasa untuk melaksanakan

BP di sekolahLahirnya SK Menpan No. 026/Menpan/1989 tentang Angka Kredit bagi Jabatan Guru dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Merupakan angin segar pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah. Semangat yang luar biasa untuk melaksanakan ini karena di sana dikatakan “Tugas guru adalah mengajar dan/atau membimbing.” Penafsiran pelaksanaan ini di sekolah dan didukung tenaga atau guru pembimbing yang berasal dari lulusan Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan atau Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (sejak tahun 1984/1985) masih kurang, menjadikan pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah tidak jelas. Lebih-lebih lagi dilaksanakan oleh guru-guru yang ditugasi sekolah berasal dari guru yang senior atau mau pensiun, guru yang kekurangan jam mata pelajaran untuk memenuhi tuntutan angka kreditnya. Pengakuan legal dengan SK Menpan tersebut menjadi jauh arahnya terutama untuk pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah.

3. Belum ada aturan main yang jelas

Apa, mengapa, untuk apa, bagaimana, kepada siapa, oleh siapa, kapan dan di mana pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan dilaksanakan juga belum jelas. Oleh siapa bimbingan dan penyuluhan dilaksanakan, di sekolah banyak terjadi diberikan kepada guru-guru senior, guru-guru yang mau pensiun, guru mata pelajaran yang kurang jam mengajarnya untuk memenuhi tuntutan angka kreditnya. Guru-guru ini jelas sebagian besar tidak menguasai dan memang tidak dipersiapkan untuk menjadi Guru Pembimbing. Kesan yang tertangkap di masyarakat terutama orang tua murid Bimbingan Penyuluhan tugasnya menyelesaikan anak yang bermasalah. Sehingga ketika orang tua dipanggil ke sekolah apalagi yang memanggil Guru Pembimbing, orang tua menjadi malu, dan dari rumah sudah berpikir ada apa dengan anaknya, bermasalah atau mempunyai masalah apakah. Dari segi pengawasan, juga belum jelas arah dan pelaksanaan pengawasannya. Selain itu dengan pola yang tidak jelas tersebut mengakibatkan:
Guru BP (sekarang Konselor Sekolah) belum mampu mengoptimalisasikan tugas dan fungsinya dalam memberikan pelayanan terhadap siswa yang menjadi tanggungjawabnya. Yang terjadi malah guru pembimbing ditugasi mengajarkan salah satu mata pelajaran seperti Bahasa Indonesia, Kesenian, dsb.nya.
Guru Pembimbing merangkap pustakawan, pengumpul dan pengolah nilai siswa dalam kelas-kelas tertentu serta berfungsi sebagai guru piket dan guru pengganti bagi guru mata pelajaran yang berhalangan hadir.
Guru Pembimbing ditugasi sebagai “polisi sekolah” yang mengurusi dan menghakimi para siswa yang tidak mematuhi peraturan sekolah seperti terlambat masuk, tidak memakai pakaian seragam atau baju yang dikeluarkan dari celana atau rok.
Kepala Sekolah tidak mampu melakukan pengawasan, karena tidak memahami program pelayanan serta belum mampu memfasilitasi kegiatan layanan bimbingan di sekolahnya,
Terjadi persepsi dan pandangan yang keliru dari personil sekolah terhadap tugas dan fungsi guru pembimbing, sehingga tidak terjalin kerja sama sebagaimana yang diharapkan dalam organisasi bimbingan dan konseling.Kondisi-kondisi seperti di atas, nyaris terjadi pada setiap sekolah di Indonesia.

Lahirnya Pola 17

SK Mendikbud No. 025/1995 sebagai petunjuk pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya terdapat hal-hal yang substansial, khususnya yang menyangkut bimbingan dan konseling adalah : 1. Istilah “bimbingan dan penyuluhan” secara resmi diganti menjadi “bimbingan dan konseling.” 2. Pelaksana bimbingan dan konseling di sekolah adalah guru pembimbing, yaitu guru yang secara khusus ditugasi untuk itu. Dengan demikian bimbingan dan konseling tidak dilaksanakan oleh semua guru atau sembarang guru. 3. Guru yang diangkat atau ditugasi untuk melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling adalah mereka yang berkemampuan melaksanakan kegiatan tersebut; minimum mengikuti penataran bimbingan dan konseling selama 180 jam. 4. Kegiatan bimbingan dan konseling dilaksanakan dengan pola yang jelas : a. Pengertian, tujuan, fungsi, prinsip dan asas-asasnya. b. Bidang bimbingan : bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir c. Jenis layanan : layanan orientasi, informasi, penempatan/penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok dan konseling kelompok.d. Kegiatan pendukung : instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah dan alih tangan kasus. Unsur-unsur di atas (nomor 4) membentuk apa yang kemudian disebut “BK Pola-17” 5. Setiap kegiatan bimbingan dan konseling dilaksanakan melalui tahap :a. Perencanaan kegiatanb. Pelaksanaan kegiatanc. Penilaian hasil kegiatand. Analisis hasil penilaiane. Tindak lanjut6. Kegiatan bimbingan dan konseling dilaksanakan di dalam dan di luar jam kerja sekolah. Hal-hal yang substansial di atas diharapkan dapat mengubah kondisi tidak jelas yang sudah lama berlangsung sebelumnya. Langkah konkrit diupayakan seperti :1. Pengangkatan guru pembimbing yang berlatar belakang pendidikan bimbingan dan konseling.2. Penataran guru-guru pembimbing tingkat nasional, regional dan lokal mulai dilaksanakan.3. Penyususnan pedoman kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah, seperti :a. Buku teks bimbingan dan konselingb. Buku panduan pelaksanaan menyeluruh bimbingan dan konseling di sekolahc. Panduan penyusunan program bimbingan dan konselingd. Panduan penilaian hasil layanan bimbingan dan konselinge. Panduan pengelolaan bimbingan dan konseling di sekolah4. Pengembangan instrumen bimbingan dan konseling5. Penyusunan pedoman Musyawarah Guru Pembimbing (MGP) Dengan SK Mendikbud No 025/1995 khususnya yang menyangkut bimbingan dan konseling sekarang menjadi jelas : istilah yang digunakan bimbingan dan konseling, pelaksananya guru pembimbing atau guru yang sudah mengikuti penataran bimbingan dan konseling selama 180 jam, kegiatannya dengan BK Pola-17, pelaksanaan kegiatan melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, penilaian, analisis penilaian dan tindak lanjut. Pelaksanaan kegiatan bisa di dalam dan luar jam kerja. Peningkatan profesionalisme guru pembimbing melalui Musyawarah Guru Pembimbing, dan guru pembimbing juga bisa mendapatkan buku teks dan buku panduan.

Tugas Guru BK di Sekolah

Tugas Guru Bimbingan dan Konseling di Sekolah

1. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi Program Kerja Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
2. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi Program Kerja (Layanan Bimbingan Klasikal).
3. Merencanakan dan melaksanakan Konseling dengan siswa (Individu maupun Kelompok).
4. Merencanakan dan melaksanakan administrasi Bimbingan dan Konseling (Sesuai Pedoman Bimbingan dan Konseling).
5. Merencanakan dan melaksanakan konsultasi, koordinasi dengan guru dan orang tua siswa.
6. Mengadakan koordinasi dan menjalin kerja sama dengan pihak luar dalam menunjang kegiatan.
7. Melengkapi data pribadi dan akademis serta menindaklanjutinya.
8. Mendeteksi awal siswa untuk memilih jurusan (Guru BK SMU).
9. Memberikan laporan kegiatan layanan Bimbingan kepada Kepala Unit Bimbingan dan Konseling dan Kepala Sekolah.
10. Kewajiban : mengikuti secara aktif rapat/pertemuan Bimbingan dan konseling.

Guru BK Ideal

Guru BK Ideal

1. Berpenampilan bersih dan menarik.
2. Bertutur kata ramah dan sopan.
3. Bersikap terbuka untuk bekerja sama dengan sesama Guru/rekan kerja.
4. Berkemauan menyesuaikan diri dengan lingkungan secara positif.
5. Berkemauan menangani masalah-masalah siswa.
6. Berhasil menarik minat dan akrab dengan siswa.
7. Berusaha senantiasa mengembangkan diri.

Fungsi Bimbingan dan Konseling

Fungsi Bimbingan dan Konseling adalah :

  1. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
  2. Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para konseli dalam rangka mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya : bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan bebas (free sex).
  3. Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata.
  4. Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.
  5. Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
  6. Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli.
  7. Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
  8. Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.
  9. Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
  10. Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli

Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai fundasi atau landasan bagi pelayanan bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian pelayanan bantuan atau bimbingan, baik di Sekolah/Madrasah maupun di luar Sekolah/Madrasah. Prinsip-prinsip itu adalah:

  1. Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua konseli. Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua konseli atau konseli, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupun wanita; baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan teknik kelompok dari pada perseorangan (individual).
  2. Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi. Setiap konseli bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan konseli dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah konseli, meskipun pelayanan bimbingannya menggunakan teknik kelompok.
  3. Bimbingan menekankan hal yang positif. Dalam kenyataan masih ada konseli yang memiliki persepsi yang negatif terhadap bimbingan, karena bimbingan dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan tersebut, bimbingan sebenarnya merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang.
  4. Bimbingan dan konseling Merupakan Usaha Bersama. Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala Sekolah/Madrasah sesuai dengan tugas dan peran masing-masing. Mereka bekerja sebagai teamwork.
  5. Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam Bimbingan dan konseling. Bimbingan diarahkan untuk membantu konseli agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan nasihat kepada konseli, yang itu semua sangat penting baginya dalam mengambil keputusan. Kehidupan konseli diarahkan oleh tujuannya, dan bimbingan memfasilitasi konseli untuk memper-timbangkan, menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan melalui pengambilan keputusan yang tepat. Kemampuan untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Tujuan utama bimbingan adalah mengembangkan kemampuan konseli untuk memecahkan masalahnya dan mengambil keputusan.
  6. Bimbingan dan konseling Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan) Kehidupan. Pemberian pelayanan bimbingan tidak hanya berlangsung di Sekolah/Madrasah, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri, lembaga-lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat pada umumnya. Bidang pelayanan bimbingan pun bersifat multi aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan, dan pekerjaan.

Keterlaksanaan dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling sangat ditentukan oleh diwujudkannya asas-asas berikut.

  1. Asas Kerahasiaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakanya segenap data dan keterangan tentang konseli (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin.
  2. Asas kesukarelaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan konseli (konseli) mengikuti/menjalani pelayanan/kegiatan yang diperlu-kan baginya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan tersebut.
  3. Asas keterbukaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan bersifat terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan konseli (konseli). Keterbukaan ini amat terkait pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri konseli yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan. Agar konseli dapat terbuka, guru pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura.
  4. Asas kegiatan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan pelayanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini guru pembimbing perlu mendorong konseli untuk aktif dalam setiap pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukan baginya.
  5. Asas kemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yakni: konseli (konseli) sebagai sasaran pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi konseli-konseli yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap pelayanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian konseli.
  6. Asas Kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar objek sasaran pelayanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan konseli (konseli) dalam kondisinya sekarang. Pelayanan yang berkenaan dengan “masa depan atau kondisi masa lampau pun” dilihat dampak dan/atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang diperbuat sekarang.
  7. Asas Kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi pelayanan terhadap sasaran pelayanan (konseli) yang sama kehendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
  8. Asas Keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu. Untuk ini kerja sama antara guru pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
  9. Asas Keharmonisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar segenap pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama, hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku. Bukanlah pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat dipertanggungjawabkan apabila isi dan pelaksanaannya tidak berdasarkan nilai dan norma yang dimaksudkan itu. Lebih jauh, pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling justru harus dapat meningkatkan kemampuan konseli (konseli) memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai dan norma tersebut.
  10. Asas Keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling hendaklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan konseling. Keprofesionalan guru pembimbing harus terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis pelayanan dan kegiatan dan konseling maupun dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
  11. Asas Alih Tangan Kasus, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan konseli (konseli) mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain ; dan demikian pula guru pembimbing dapat mengalihtangankan kasus kepada guru mata pelajaran/praktik dan lain-lain.

DAFTAR RUJUKAN

AACE. (2003). Competencies in Assessment and Evaluation for School Counselor. http://aace.ncat.edu

Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia. (2007). Penataan Pendidikan Profesional Konselor. Naskah Akademik ABKIN (dalam proses finalisasi).

Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia. (2005). Standar Kompetensi Konselor Indonesia. Bandung: ABKIN

Bandura, A. (Ed.). (1995). Self-Efficacy in Changing Soceties. Cambridge, UK: Cambridge University Press.

BSNP dan PUSBANGKURANDIK, Balitbang Diknas. (2006). Panduan Pengembangan Diri: Pedoman untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Draft. Jakarta: BSNP dan PUSBANGKURANDIK, Depsiknas.

Cobia, Debra C. & Henderson, Donna A. (2003). Handbook of School Counseling. New Jersey, Merrill Prentice Hall

Corey, G. (2001). The Art of Integrative Counseling. Belomont, CA: Brooks/Cole.

Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Pendidikan Tinggi. (2003). Dasar Standardisasi Profesionalisasi Konselor. Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kepen-didikan dan Ketenagaan Pendidikan Tinggi, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.

Engels, D.W dan J.D. Dameron, (Eds). (2005). The Professional Counselor Competencies: Performance Guidelines and Assessment. Alexandria, VA: AACD.

Browers, Judy L. & Hatch, Patricia A. (2002). The National Model for School Counseling Programs. ASCA (American School Counselor Association).

Comm, J.Nancy. (1992). Adolescence. California : Myfield Publishing Company.

Depdiknas. (2003). Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Puskur Balitbang.

Depdiknas, (2005), Permen RI nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,

Depdiknas, 2006), Permendiknas no 22 tahun 2006 tentang Standar Isi,

Depdiknas, (2006), Permendiknas no 24 tahun 2006 tentang pelaksanaan SI dan SKL,

Ellis, T.I. (1990). The Missouri Comprehensive Guidance Model. Columbia: The Educational Resources Information Center.

Gibson R.L. & Mitchel M.H. (1986). Introduction to Counseling and Guidance. New York : MacMillan Publishing Company.

Havighurts, R.J. (1953). Development Taks and Education. New York: David Mckay.

Herr Edwin L. (1979). Guidance and Counseling in the Schools. Houston : Shell Com.

Hurlock, Alizabeth B. (1956). Child Development. New York : McGraw Hill Book Company Inc.

Ketetapan Pengurus Besar Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia Nomor 01/Peng/PB-ABKIN/2007 bahwa Tenaga Profesional yang melaksanakan pelayanan professional Bimbingan dan Konseling disebut Konselor dan minimal berkualifikasi S1 Bimbingan dan Konseling.

Menteri Pendidikan Nasional. 2006. Peraturan Menteri Nomor 22 tentang Standar Isi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Menteri Pendidikan Nasional. 2006. Peraturan Menteri Nomor 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Michigan School Counselor Association. (2005). The Michigan Comprehensive Guidance and Counseling Program.

Muro, James J. & Kottman, Terry. (1995). Guidance and Counseling in The Elementary and Middle Schools. Madison : Brown & Benchmark.

Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Pikunas, Lustin. (1976). Human Development. Tokyo : McGraw-Hill Kogakusha,Ltd.

Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas. (2003). Panduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Balitbang Depdiknas.

Sunaryo Kartadinata, dkk. (2003). Pengembangan Perangkat Lunak Analisis Tugas Perkembangan Peserta didik dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pelayanan dan Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah/Madrasahdrasah (Laporan Riset Unggulan Terpadu VIII). Jakarta : Kementrian Riset dan Teknologi RI, LIPI.

Syamsu Yusuf L.N. (2005). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah/Madrasah. Bandung : CV Bani Qureys.

——–. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Remaja Rosda Karya.

——–.dan Juntika N. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

Stoner, James A. (1987). Management. London : Prentice-Hall International Inc.

Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Undang-Undang Nomor 14 tahun 2006 tentang Guru dan Dosen

Wagner William G. (1996). “Optimal Development in Adolescence : What Is It and How Can It be Encouraged”? The Counseling Psychologist. Vol 24 No. 3 July’96.

Woolfolk, Anita E. 1995. Educational Psychology. Boston : Allyn & Bacon.

*)) Materi di atas merupakan salah satu bagian dari makalah yang disajikan oleh Dr. Uman Suherman, M.Pd. pada acara seminar sehari Bimbingan dan Konseling yang diselenggarakan oleh Universitas Kuningan bekerja sama dengan ABKIN Cabang Kabupaten Kuningan pada tanggal 11 Maret 2008 bertempat di Aula Student Center UNIKU.