Tanpa inspirasi kekuatan pikiran menjadi semu. Terdapat bara di dalam diri kita masing-masing yang membutuhkan percikan untuk berkobar. -Johann Gottfried Von Herder
Kepemimpinan yang sukses berawal dari memahami karakter setiap orang yang dipimpin agar bisa memotivasinya secara efektif untuk bekerja secara optimal dalam mencapai tujuan.
Banyak orang mengira kunci motivasi ada pada penetapan tujuan. Tujuan yang ditetapkan dengan baik akan memotivasi orang untuk mencapainya. Masalahnya, seringkali tujuan tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai personal yang dimiliki.
Setiap orang memiliki nilai-nilai yang berbeda dengan kadar yang beragam. Kita tidak bisa mendoktrinasi begitu saja dengan nilai-nilai yang kita miliki. Pertentangan nilai akan menghambat inspirasi untuk bertindak, maka dari itu adalah penting untuk menyelaraskan nilai-nilai yang dimiliki dengan tujuan yang ditetapkan.
Misalnya, semua karyawan termotivasi dengan uang tapi dengan kadar tertentu. Terkadang, iming-iming bonus tidak terlalu memotivasi karyawan yang memiliki nilai-nilai yang lebih menekankan idealisme, ketenangan pikiran, dan seterusnya. Banyak karyawan yang lebih mengharapkan tunjangan kesehatan serta pensiun yang memadai dan ada juga yang lebih termotivasi jika ada kompetisi atau pengakuan terhadap kontribusi/prestasinya.
Contohnya lagi, hampir semua orang ingin dihormati dan memiliki nilai-nilai yang bisa memacu motivasi dirinya dengan status dan penghargaan. Tapi tidak semua memiliki tingkat kebutuhan yang sama untuk dihargai. Beberapa orang lebih mementingkan kebutuhan untuk makan dan menghidupi keluarganya daripada hanya sekedar memiliki status yang tinggi di komunitasnya.
Bahkan, ada orang yang sangat termotivasi karena memiliki dendam atau hasrat romansa kepada orang lain dan tidak terlalu termotivasi dengan uang atau kekuasaan.
Sebagai pemimpin yang inspirasional dan ingin memotivasi orang lain, kita harus memahami nilai-nilai yang dipegang orang lain serta mengukur kadarnya, lalu memilih cara yang tepat untuk mengarahkannya kepada tujuan yang telah kita tetapkan.
Terdapat beberapa nilai yang bisa dipegang oleh siapapun dan dengan tingkat atau kadar yang berbeda-beda. Ada yang termotivasi dengan nilai-nilai yang menginginkan pemenuhan kebutuhan hidup seperti makan, berkeluarga, mempersiapkan masa depan, beraktivitas fisik secara bebas, dan kebutuhan untuk merasa aman.
Lalu seperti yang sudah saya sebutkan, ada orang yang memiliki nilai-nilai yang menginginkan pembalasan dendam, penegakan keadilan, kesukaan untuk mengkoleksi atau mengumpulkan sesuatu, atau pemenuhan hasrat romansanya untuk bercinta dengan seseorang dan bersosialisasi dengan memiliki teman/kelompok.
Nilai-nilai lainnya yang umum juga adalah kebutuhan untuk diterima dan mendapatkan persetujuan, keinginan untuk berkuasa dan mempengaruhi orang lain, memiliki status dan wewenang yang dihormati, serta sifat individualistis yang dijunjung lebih seperti kemandirian, otonomi, keteraturan, pemenuhan keingintahuan pikiran dan memaksimalkan potensi diri untuk menguasai keahlian tertentu.
Kesemua nilai ini ada dalam diri orang lain berupa kombinasi dengan tingkat atau kadar yang beragam. Untuk memotivasi orang lain, kita sebaiknya berfokus pada nilai-nilai apa yang dipegang dan seberapa besar kecenderungannya untuk memaksimalkan nilai-nilai yang dipegang. Dan akhirnya, selaraskan nilai-nilai tersebut dengan tujuan yang ingin dicapai.
Selanjutnya, seorang pemimpin tinggal mencari metode yang efektif untuk berkomunikasi dan memotivasi orang lain sesuai dengan nilai-nilai yang dimiliki oleh masing-masing orang. Teknik komunikasi yang tepat untuk memotivasi sesuai nilai akan saya bahas pada tulisan selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar