Kank ,kadang kami kehilangan akal
agar membuat siswa memiliki motivasi belajar mereka lebih senang santai dan ber
senang senang daripada belajar . Apa yang mesti saya lakukan..?
"
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah". QS Al Ahzab :21
Menurut Gagne dalam buku Essential
of Learning for Instruction,belajar adalah suatu proses yang berlangsung
dalam diri seseorang ( proses internal) ,sebagai hasil interaksinya dengan lingkungan dan menghasilkan perilaku yang cenderung tetap.
Guna menciptakan suasana
pembelajaran yang menggembirakan ,menggunakan permainan atau beragam variasi sebagai metode pembelajaran ,akan membuat
siswa tertantang untuk belajar lebih dalam. Mengingat penguasaan
matematika menjadi kompetensi dan
keterampilan dibutuhkan waktu bagai siswa untuk banyak berlatih dan
mengulang agar siswa benar benar menguasai
. Hal yang perlu diperhatikan agar kesadaran
belajar dapat terbangun:
Pertama;
Seorang Guru adalah ahli dibidang keilmuannya
.
Didalam pembelajaran seorang guru
dituntut memiliki penguasaan yang memadai dalam ilm yang hendak
diajarkannya,guru harus mengetahui dan
memahami pola perilaku siswa ,sehingga dalam mentransfer pengetahuan guru dapat
menyampaikan sesuai daya serap logika
dan kompetensi siswa. Dengan berbicara sesuai perkembangan akal ,siswa akan merasa bahwa yang dipelajarinya dapat
dikuasai ,sehingga menimbulkan rasa percaya diri. Rasa percaya diri akan membuat
siswa bersemangat untuk belajar lebih dalam.
Kedua,Mulai dari yang dikuasai siswa
.
Ketika anak merasa bisa
mengerjakan tugas anak akan cenderung ingin mengulanginya , karena itu dalam
memberikan tugas pada anak ,berikan tugas yang dianggap mampu dilaksanakan
kemudian dapat ditingkatkan tingkat kesulitannya. Jangan memberikan tugas yang
dirasa menyulitkan apalagi jika tidak ada upaya penilaian. Karena tugas yang
tidak dinilai hanya akan membuat siswa “demotivasi’
dan bahkan mengacuhkan tugas yang anda berikan.
Berikan tugas dengan jelas
,singkat dan tegas sehingga siswa merasa yakin tugas ini bermanfaat
baginya,berikan uraian mengenai apa yang
harus diperbuat serta bagaimana cara mengerjakannya. Gunakan kata kata yang
dipersepsi siswa bahwa tugas ini akan berguna bagi pembangunan pengetahuan
.keterampilan dan sikap mental. Mengingat bahwa bahwa kata,intonasi dan sikap pemberi perintah
tuas mempengaruhi secara langsung bagi penerima perintah dan bagaimana mereka
melaksanakannya.
Bila perlu berilah contoh,ada
baiknya anda tanyakan apakah perintah tugas yang dibebankan kepada mereka sudah
dapat dimengerti. Berikan waktu yang cukup sesuai beban tugas yang dikerjakan .Bila
siswa sudah merasa mampu mengerjakannya jangan terlalu cerewet mencampurinya.
Ketiga :Berilah Kepercayaan Pada Siswa
Pada dasarnya setiap anak ingin
mendapatkan kepercayaan,memberikan kepercayaan kepada siswa berati menghargai
upayanya. Dengan anak merasa dipercaya anak akan terbangun konsep diri positif
sebagai sikap bakal dari rasa percaya diri ,dan rasa percaya diri adalah bekal
bagi anak untuk membangun kompetensi , berprestasi dan berani berkompetisi. Anak
yang merasa dipercaya ,akan terdorong untuk bertanggung jawab dan bersemangat
dalam melaksanakan tugas yang diberikan sekaligus merasa nyaman disekolah.
Jangan menuntut siswa untuk
menjadi anak yang patuh secara sempurna tanpa mengenal kepribadian ,para guru
patut menerima kekurangan yang dimiliki siswa. Para guru harus terbuka dalam menerima
gagasan yang disampaikan siswa ,agar para siswa tidak merasa kuatir pendapatnya tidak terima ,dicemooh,dicela atau
tidak dihargai. Tidak jarang guru yang Jaga Image atau menutup diri dapat
menimbulkan kecurigaan dalam diri siswa. Rasa curiga dan was was berlebihan
akan membuat siswa tidak menghargai guru sekaligus menimbulkan pemberontakan .
Keempat .Berikan Solusi Kecemasan
Siswa
Kecemasan siswa akan muncul dalam bentuk perilaku tidak kooperatif
di kelas maupun disekolah. Mereka adalah anak anak yang resah dikarenakan harga diri yang rendah,kurang
rasa percaya diri ,perasaan gagal ,citra
diri yang buruk,harapan yang rendah,konsep diri negatif ,perasaan tidak nyaman
pandangan negatif terhadap diri sendiri ,keadaan . lingkungan dsb. Permasalahan
yang dihadapi siswa akan menimbulkan maslah bagi siswa disekolah.
Menghakimi dan mengolok olok
siswa hanya akan merusak harga diri siswa
dan justru membuat siswa merasa tidak senang dan respek kepada gurunya. Dari pengalaman saya sebagai konselor remaja
saat mereka menghadapi persoalan adalah berusaha mengerti latar belakang
mengapa mereka berperilaku demikian membuat mereka mau ber”negoisasi “.
Dengan kita berempati terhadap
persoalannya anak merasa diperhatikan ,dimengerti persoalannya dan dihargai
keberadaannya,sehingga mereka kooperatif untuk diajak memecahkan persoalannya. Bila guru memiliki
sikap bijaksana siswa dapat merasa nyaman dikelas. Diskusikan permasalahan bersama
siswa jika memungkinkan bersama orang tuanya
,tunjukkan bahwa kekeliruan yang diperbuatnya dapat
dicari jala keluarnya. Sehingga anak merasa mendapatkan solusi dari kecemasan
yang dihadapinya.
Pembelajaran bukan hanya
persoalan kurikulum da metode pembelajaran tetapi juga “hati” di mana anak anak
akan lebih betah dan dapat bangkit motivasi belajarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar