Sabtu, 02 Februari 2013

Mengasah Kesadaran Belajar Siswa

Kank ,kadang kami kehilangan akal agar membuat siswa memiliki motivasi belajar mereka lebih senang santai dan ber senang senang daripada belajar . Apa yang mesti saya lakukan..?
  


 " Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah".   QS Al Ahzab :21
Menurut  Gagne  dalam buku Essential of Learning for Instruction,belajar adalah suatu proses yang berlangsung dalam diri seseorang ( proses internal) ,sebagai hasil interaksinya dengan  lingkungan dan menghasilkan  perilaku yang cenderung tetap.
Guna menciptakan suasana pembelajaran yang menggembirakan ,menggunakan permainan atau beragam variasi  sebagai metode pembelajaran ,akan membuat siswa tertantang untuk belajar lebih dalam. Mengingat penguasaan matematika  menjadi kompetensi dan keterampilan dibutuhkan waktu bagai siswa untuk banyak berlatih dan mengulang  agar siswa benar benar menguasai . Hal yang perlu diperhatikan agar  kesadaran belajar dapat  terbangun:
 Pertama; Seorang Guru adalah ahli dibidang keilmuannya 
   .
Didalam pembelajaran seorang guru dituntut memiliki penguasaan yang memadai dalam ilm yang hendak diajarkannya,guru harus  mengetahui dan memahami pola perilaku siswa ,sehingga dalam mentransfer pengetahuan guru dapat menyampaikan  sesuai daya serap logika dan kompetensi siswa. Dengan berbicara sesuai perkembangan akal ,siswa  akan merasa bahwa yang dipelajarinya dapat dikuasai ,sehingga menimbulkan rasa percaya diri. Rasa percaya diri akan membuat siswa bersemangat   untuk belajar lebih dalam.
Kedua,Mulai dari yang dikuasai siswa
  .
Ketika anak merasa bisa mengerjakan tugas anak akan cenderung ingin mengulanginya , karena itu dalam memberikan tugas pada anak ,berikan tugas yang dianggap mampu dilaksanakan kemudian dapat ditingkatkan tingkat kesulitannya. Jangan memberikan tugas yang dirasa menyulitkan apalagi jika tidak ada upaya penilaian. Karena tugas yang tidak dinilai hanya akan membuat siswa  “demotivasi’ dan bahkan mengacuhkan tugas yang anda berikan.   
Berikan tugas dengan jelas ,singkat dan tegas sehingga siswa merasa yakin tugas ini bermanfaat baginya,berikan uraian mengenai  apa yang harus diperbuat serta bagaimana cara mengerjakannya. Gunakan kata kata yang dipersepsi siswa bahwa tugas ini akan berguna bagi pembangunan pengetahuan .keterampilan dan sikap mental. Mengingat bahwa  bahwa kata,intonasi dan sikap pemberi perintah tuas mempengaruhi secara langsung bagi penerima perintah dan bagaimana mereka melaksanakannya.
Bila perlu berilah contoh,ada baiknya anda tanyakan apakah perintah tugas yang dibebankan kepada mereka sudah dapat dimengerti. Berikan waktu yang cukup sesuai beban tugas yang dikerjakan .Bila siswa sudah merasa mampu mengerjakannya jangan terlalu cerewet mencampurinya.
Ketiga :Berilah Kepercayaan Pada Siswa 
Pada dasarnya setiap anak ingin mendapatkan kepercayaan,memberikan kepercayaan kepada siswa berati menghargai upayanya. Dengan anak merasa dipercaya anak akan terbangun konsep diri positif sebagai sikap bakal dari rasa percaya diri ,dan rasa percaya diri adalah bekal bagi anak untuk membangun kompetensi , berprestasi dan berani berkompetisi. Anak yang merasa dipercaya ,akan terdorong untuk bertanggung jawab dan bersemangat dalam melaksanakan tugas yang diberikan sekaligus merasa nyaman disekolah.
Jangan menuntut siswa untuk menjadi anak yang patuh secara sempurna tanpa mengenal kepribadian ,para guru patut menerima kekurangan yang dimiliki siswa. Para guru harus terbuka dalam menerima gagasan yang disampaikan siswa ,agar para siswa tidak merasa kuatir  pendapatnya tidak terima ,dicemooh,dicela atau tidak dihargai. Tidak jarang guru yang Jaga Image atau menutup diri dapat menimbulkan kecurigaan dalam diri siswa. Rasa curiga dan was was berlebihan akan membuat siswa tidak menghargai guru sekaligus menimbulkan pemberontakan .
Keempat .Berikan Solusi Kecemasan  Siswa
Kecemasan siswa akan  muncul dalam bentuk perilaku tidak kooperatif di kelas maupun disekolah. Mereka adalah anak anak yang resah  dikarenakan harga diri yang rendah,kurang rasa percaya diri  ,perasaan gagal ,citra diri yang buruk,harapan yang rendah,konsep diri negatif ,perasaan tidak nyaman pandangan negatif terhadap diri sendiri ,keadaan . lingkungan dsb. Permasalahan yang dihadapi siswa akan menimbulkan maslah bagi siswa disekolah.
Menghakimi dan mengolok olok siswa hanya akan merusak harga diri siswa  dan justru membuat siswa merasa tidak senang dan respek kepada gurunya.  Dari pengalaman saya sebagai konselor remaja saat mereka menghadapi persoalan adalah berusaha mengerti latar belakang mengapa mereka berperilaku demikian membuat mereka mau ber”negoisasi “. 
Dengan kita berempati terhadap persoalannya anak merasa diperhatikan ,dimengerti persoalannya dan dihargai keberadaannya,sehingga mereka kooperatif untuk  diajak memecahkan persoalannya. Bila guru memiliki sikap bijaksana siswa dapat merasa nyaman dikelas. Diskusikan permasalahan bersama siswa jika memungkinkan bersama orang tuanya  ,tunjukkan bahwa kekeliruan yang diperbuatnya   dapat dicari jala keluarnya. Sehingga anak merasa mendapatkan solusi dari kecemasan yang dihadapinya.
Pembelajaran bukan hanya persoalan kurikulum da metode pembelajaran tetapi juga “hati” di mana anak anak akan lebih betah dan dapat bangkit motivasi belajarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar