Sekilas Model Pendidikan Di Amerika Serikat
E-LEARNING DI AMERIKA
Standar pendidikan di AS ada sebagian kemiripan dengan di Indonesia seperti SOL (Standards of Learning) yang berisi pernyataan tentang pengetahuan, proses, dan ketrampilan yang harus dimiliki siswa agar sukses, serta harapan yang jelas dan singkat tentang standar minimal yang harus diajarkan oleh guru dan yang harus dipelajari oleh siswa. Namun ada juga bedanya, misalnya dalam menentukan batas nilai kelulusan. Di negara bagian Virginia misalnya, batas nilai kelulusan ditetapkan oleh panitia yang terdiri dari orang tua, pendidik, dan perwakilan orang-orang bisnis. Sertifikasi guru yang dikenal melalui lisensi guru tetap dipertahankan untuk jangka waktu selama 5 tahun. Jika dalam jangka waktu tersebut ternyata lisensi tidak dapat diperpanjang lantaran kualitas guru, maka guru yang bersangkutan istirahat. Untuk mengantisipasi jumlah guru, terdapat 37 perguruan tinggi dan universitas di Virginia yang menawarkan program persiapan guru.
Teknologi Pendidikan: E-Learning
Dr. Tommy White, Vice President dari Institute for Public-Private Partnerships menyatakan bahwa ada perbedaan antara diklat jarak jauh dengan E-Learning. Arti dari E-learning adalah penggunaan teknologi internet untuk memperluas solusi yang dapat mengembangkan pengetahuan dan kinerja. Pengguna E-learning adalah para pelaku bisnis, pemerintah, dan sekolah dari tingkat TK sampai universitas. Pelaku utama dalam E-learning adalah provider Learning Management System, provider isi, provider alat teknologi, pengisi pelajaran online, provider pengarang, para ahli materi pendidikan, dan sumber dana.
Keuntungan E-learning adalah: (1)menambah cara baru untuk menyampaikan pendidikan dibandingkan cara tradisional dengan belajar di kelas, (2)menurunkan biaya diklat, (3)isinya konsisten, sesuai, mudah diperbarui, dan tepat waktu, (4)waktu belajar tak terbatas, yaitu 24 jam sehari, 7 hari seminggu, (5)pengguna dari 10 sampai 1.000, bahkan sejuta orang, (6)universal, dan (7)membangun komunitas. Jenis pendidikan online ada 2, yaitu asynchronous classroom (di mana saja dan kapan saja), dan synchronous classroom (di mana saja, namun dalam waktu bersamaan).
Keterbatasn E-learning adalah (1) rendahnya tingkat perembesan, di beberapa negara ternyata kurang dari 1% dapat mengakses komputer, terutama di daerah pedesaan, dan (2) rendahnya pengetahuan tentang komputer dan internet, (3) keterbatasan penyambungan dan bandwitdh rendah, (4) keterbatasan manajemen senior yang mengetahui teknologi informasi, (5) keterbatasan teknologi informasi yang dapat difahami dan ahli desain kurikulum e-learning, dan (6) dana.
Vice President dari Institute for Public-Private Partnerships tersebut melihat ada kemungkinan pengembangan e-learning di Departemen Agama dari 2 segi, yaitu: (a)pengembangan sistem e-learning untuk pejabat, pimpinan, dan staf di Departemen Agama, dan (b)kemampuan menciptakan penelitian internet dan penggunaan kurikulum e-leaning di kelas. Tahapan yang dapat dilakukan dalam rencana aksi adalah: (1)penilaian lingkungan untuk kemampuan teknologi informasi, (2)penilaian lingkungan untuk e-learning, (3)identifikasi sistem manajemen e-learning di Departemen Agama dan strategi e-learning secara komprehensif guna pengembangan ketrampilan komputer, penelitian internet, dan perencanaan & pengembangan kurikulum dari tingkat TK sampai SMU, (4)identifikasi persyaratan sumber daya, (5)finalisasi rencana aksi dan implementasi strategi untuk pilot proyek, dan (6)melaksanakan pilot proyek.
Keterbatasan di bidang bandwitdh misalnya pada tahun 2001 di negara berkembang 14-28 KB/detik. Padahal saluran telepon di AS sudah 56 KB/detik, bahkan di perusahaan kecil 400-600 KB/detik karena menggunakan DSL atau kabel, dan perusahaan besar kecepatannya 1.5-3 MB/detik dengan alat T-1. Saat ini, ketika keterbatasan di engara berkembang sudah teratasi, namun tetap lebih rendah dibandingkan dengan negara maju. Hal ini antara lain disebabkan setiap negara akan berusaha meningkatan kecepatan bandwitdh masing-masing, selain beban yang dimuat dalam internet lebih berat.
sistem yang luar biasa.... kapan Indonesia bisa
BalasHapus